Bisnis.com, JAKARTA - Wilayah Jakarta masih menarik bagi investor dalam negeri sepanjang tahun 2019. Kinerja investasi Ibu Kota pada tahun ini pun diproyeksi makin cerah.
Laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia menggambarkan kinerja investasi Jakarta terbilang memiliki tren positif.
Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jakarta selama 2019 tercatat menembus angka Rp62,1 triliun. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) bernilai US$4,1 miliar.
Total PMDN dan PMA berada di kisaran Rp123,9 triliun. Sehingga DKI Jakarta berkontribusi 15,3 persen pada realisasi investasi di Indonesia, dan menjadi provinsi kedua realisasi investasi terbesar setelah Jawa Barat (Rp137,5 triliun).
Kepala Divisi Advisory Ekonomi dan Keuangan Regional Bank Indonesia DKI Jakarta Diana Permatasari memproyeksikan realisasi investasi di Jakarta mampu tumbuh positif pada 2020 dengan total pertumbuhan 2,5 persen sampai 2,9 persen.
"Pertumbuhan investasi DKI Jakarta tahun 2020 diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2019 terutama bersumber dari pembangunan proyek MRT fase II rute Bundaran HI-Ancol serta kelanjutan pembangunan LRT Jabodebek dan jalan tol dalam kota rute Semanan- Grogol," ungkap Diana kepada Bisnis, Kamis (6/2/2020).
PMDN Terbesar
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta menyebut capaian saat ini merupakan keberhasikan melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022 sebesar Rp100,2 triliun.
“Investasi masih menopang perekonomian di Jakarta. Alhamdulillah, pada 2019 realisasi investasi menembus angka Rp.123,9 triliun dan telah melampaui target yang ditetapkan RPJMD Provinsi DKI Jakarta, sebesar Rp100,2 triliun,” ungkap Kepala DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta Benni Aguscandra dalam keterangan resminya.
Dalam tiga tahun terakhir Provinsi DKI Jakarta masih sanggup menempati posisi realisasi Investasi PMDN tertinggi se-Indonesia.
Pada 2017 Realisasi Investasi PMDN di DKI Jakarta sebesar Rp47,3 triliun, pada 2018 sebesar Rp49,1 triliun dan terakhir pada 2019 menembus angka Rp62,1 triliun.
Fokus Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mendongkrak realisasi investasi yaitu dengan memperkuat faktor kompleks lainnya yang terkait satu sama lain. Di antaranya kelembagaan penanaman modal yang terintegrasi, promosi investasi daerah yang efektif dan efisien, pembangunan infrastruktur fisik, dan penyelenggaraan pelayanan perizinan yang cepat, mudah, aman dan nyaman.
Hal lainnya adalah penciptaan tenaga kerja yang produktif, memastikan keamanan kegiatan usaha di DKI Jakarta bersama instansi terkait, kinerja ekonomi daerah yang baik, dan meningkatkan peranan dunia usaha dalam perekonomian daerah, serta komitmen pemerintah provinsi dalam pengembangan dunia usaha.
Kinerja Triwulan IV
Pada Triwulan IV tahun 2019, Sektor usaha PMA yang paling diminati yaitu Perumahan, kawasan industri dan perkantoran, dengan bidang usaha jual beli atau sewa menyewa real estat dan gedung perkantoran senilai US$0,29 miliar (56 persen).
Selanjutnya disusul Jasa lainnya sebesar US$0,14 miliar (26 persen); dan Perdagangan dan Reparasi sebesar US$0,04 miliar (9 persen).
Adapun asal investor yang melakukan Realisasi Investasi terbesar di DKI Jakarta pada Periode Triwulan IV tahun 2019 bersumber dari Hongkong, Republik Rakyat Tiongkok sebesar Rp.US$0,16 miliar (32 persen), Jepang US$0,12 miliar (21 persen); dan Singapura US$0,09 miliar (18 persen).
Sedangkan untuk PMDN, pada Triwulan IV tahun 2019, sektor usaha yang paling diminati yaitu transportasi, gudang dan telekomunikasi senilai Rp11,8 triliun (56 persen).
Perumahan, Kawasan industri dan perkantoran Rp3,4 triliun (17 persen), dan Jasa lainnya sebesar Rp1,8 triliun (9 persen).
“Pembangunan jalur moda transportasi yang terintegrasi, berdampak positif terhadap peningkatan Realisasi Investasi PMDN di DKI Jakarta” ujar Benni.
Wilayah investasi favorit di Jakarta selama Periode Triwulan IV tahun 2019 adalah Kota Administrasi Jakarta Pusat (Rp13,8 triliun), Jakarta Selatan (Rp8,6 triliun), Jakarta Barat (Rp2,1 triliun), Jakarta Timur (Rp1,9 triliun), dan Jakarta Utara (Rp1,9 triliun).