Komunikasi Buruk
Pemprov DKI Jakarta sebenarnya punya kesempatan agar proyek Revitalisasi TIM berjalan 'mulus'. Komunikasi secara intens dengan berbagai kalangan seniman sebenarnya merupakan kunci. Namun, dari dua pihak seniman baik DKJ maupun FSPTIM sama-sama
DKJ mengaku baru ikut masuk memberikan ide beberapa waktu belakangan, karena tak dilibatkan sejak awal. Selain itu, DKJ memiliki program tersendiri yang tak kalah penting untuk diurus.
Danton mengungkap alasan tak dilibatkannya DKJ, yakni nama-nama perwakilan DKJ yang disodorkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dicoret tanpa alasan.
Alhasil, tak tercantum perwakilan DKJ dalam tim revitalisasi TIM dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1018 Tahun 2018 tentang Tim Revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki.
Dalam Kepgub tersebut, lima perwakilan seniman yang diboyong Pemprov DKI hanyalah Arie Batubara, Arsono, Hidayat LDP, Yusuf Susilo Hartono, serta Mohammad Chozin.
Kepgub yang ditetapkan pada 7 Juni 2018 itu menyatakan bahwa kerja tim Revitalisasi TIM berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
Sementara, FSPTIM sendiri menuding DKJ melempem, karena baru mau bersuara ketika gedung-gedung TIM sudah dibongkar.
"Harusnya waktu itu marah dong DKJ, ada nama perwakilannya yang dicoret. Mereka kan punya tanggung jawab mewakili para seniman," ujar Tatan.