Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mereka yang Bersenang-Senang Kala Banjir Mengepung Jakarta

Banjir yang mengepung Jakarta membuat susah banyak orang. Namun, ada juga yang justru bersenang-senang. Padahal, di balik kesenangan itu, ada cobaan yang mereka alami.
Sejumlah anak tengah bermain di pinggir jalan raya Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020) pagi. Mereka lebih memilih bersenang-senang karena rumahnya kebanjiran. JIBI/Bisnis/Andya Dhyaksa
Sejumlah anak tengah bermain di pinggir jalan raya Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020) pagi. Mereka lebih memilih bersenang-senang karena rumahnya kebanjiran. JIBI/Bisnis/Andya Dhyaksa

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pemuda usia jelang 20 tahunan terlihat berlari ke sana ke mari di daerah Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (25/2/2020) pagi. Mereka tampak asyik dengan baju dan sekujur tubuh basah.

Di antara mereka, ada yang sengaja memerosotkan diri ke lantai taman kota, tak jauh dari jembatan Tanah Abang. Yang lain, berlari sembari mengejar sebuah ban dalam karet. Meski sudah berusia remaja, tingkah polah mereka laiknya bocah yang baru saja mendapatkan balon—riang!

Bagi para pekerja kantoran seperti saya, aktivitas mereka menjadi hiburan tersendiri, mengingat pagi ini Jakarta dikepung banjir dan sulit mendapatkan angkutan umum. Namun, bagi para pemuda tersebut, mungkin cara bersenang-senang itu seperti mengusap sedikiti kepedihan atas peristiwa yang mereka alami.

“Rumah saya kebanjiran, bang. Air masuk dari jam 5 tadi,” begitu kata Budi, sebut saja demikian.

Budi, Bersama para pemuda lainnya, tinggal di di Gang Hasbi, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurutnya, saat ini rumah mereka tak dapat ditinggali. Oleh karena itulah, mereka lebih memilih bermain di pinggiran jalan raya.

“Ya buat senang-senang aja, bang. Dari pada stress di rumah,” kata Budi kepada Bisnis.

Menurut Budi, kampungnya selama ini jarang sekali banjir. “Baru pas awal tahun aja banjirnya. Sejak saat itu, kalau hujan sedikit, pasti banjir,” ucapnya.

Budi pun iseng menawarkan saya ojek, mengingat saya sudah lebih dari setengah jam menunggu di tempat mereka bermain sambil memberhentikan sejumlah angkutan umum

“Rp50.000 dah bang sampai Karet,” katanya. Setelah negosiasi yang tak alot sama sekali, Budi pun menerima tawaran harga saya. “Rp30.000 ya bang. Tapi nggak pakai helm. Nggak punya helm saya,” katanya.

Sap!


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andya Dhyaksa
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler