Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MRT Jakarta Optimistis Laba 2020 di Kisaran Rp70 Miliar, Asalkan..

PT MRT Jakarta optimistis raihan laba perusahaan pada tahun ini sama dengan capaian pada tahun lalu di kisaran Rp70 miliar, dengan catatan masa transisi pandemi Covid-19 menuju new normal berhasil dilalui DKI Jakarta sesuai dengan jadwal.
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pasca diterbitkannya Permenkes tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, moda transportasi MRT, KRL, LRT, dan Transjakarta mulai dilakukan pembatasan armada dan jam operasional. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pasca diterbitkannya Permenkes tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, moda transportasi MRT, KRL, LRT, dan Transjakarta mulai dilakukan pembatasan armada dan jam operasional. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta optimistis raihan laba perusahaan pada tahun ini sama dengan capaian pada tahun lalu di kisaran Rp70 miliar, dengan catatan masa transisi pandemi Covid-19 menuju new normal berhasil dilalui DKI Jakarta sesuai dengan jadwal.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar mengatakan pihaknya telah memperkirakan pendapatan tiket (farebox) dari ridership bakalan anjlok akibat pandemi Covid-19.

Namun, dengan kondisi Jakarta yang kini telah memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar masa transisi (PSBBT) menuju new normal, William mengaku optimistis masih bisa menerapkan skenario moderat.

Dalam skenario ini, MRT Jakarta memperkirakan periode Juni-September sebagai masa rebound untuk menggaet penumpang kembali, dan Oktober-Desember sebagai masa stabil diiringi dengan meningkatkan pendapatan nontiket (nonfarebox).

"Kalau masa transisi ini lancar, maka kita masih bisa ambil skenario moderat, walaupun kita tidak tahu juga bagaimana keadaan Covid-19 ini ke depan. Tapi kalau masih bisa di skenario moderat, kita berharap masih bisa pada posisi laba komprehensif yang sama seperti tahun lalu," jelas William, Kamis (11/6/2020).

Seperti diketahui, pada tahun pertamanya resmi beroperasi pada 2019, MRT Jakarta telah mencatatkan laba di kisaran Rp70 miliar, dengan perincian kasar Rp180 miliar dari farebox, Rp225 miliar dari nonfarebox (naming rights stasiun, iklan, telekomunikasi, dan retail), serta Rp560 miliar dari subsidi pemerintah, dipotong biaya operasional di kisaran Rp940 miliar.

"Jadi penurunan farebox tahun ini akan kita antisipasi dengan nonfarebox. Terpenting cashflow kita masih aman. Kita pun belum menurunkan target nonfarebox, karena masih bisa kita maksimalkan," jelasnya.

Inovasi Bisnis

William mengungkap akan ada berbagai inovasi bisnis demi memacu pendapatan nontiket PT MRT Jakarta. Strategi utamanya, yaitu menopang gaya hidup para pengguna MRT Jakarta dengan berbagai kemudahan, kenyamanan, serta dengan tetap menerapkan standar aman dan sehat.

"Transportasi massal saat ini memasuki business beyond normal, tidak bisa lagi mengukur kesuksesan lewat ridership semata. Salah satu strategi baru kita untuk memacu pendapatan nonfarebox, yaitu transaksi retail dari aplikasi kita. Jadi selain QR Code untuk tiket, bisa sebagai alat pembayaran di retail kota. Lainnya misalnya coworking space," jelasnya.

Menurut William, penggunaan teknologi merupakan kunci di era new normal. Oleh sebab itu, dorongan aplikasi untuk memudahkan masyarakat menggunakan transaksi nontunai menjadi salah satu inovasi bisnis nonfarebox MRT Jakarta.

Sementara itu, coworking space masih dipersiapkan di beberapa stasiun, kendati belum bisa terlaksana pada masa transisi. Pilihan bisnis ini diambil untuk menjawab tren new normal di mana kegiatan perkantoran akan marak dilakukan secara mobile dan jarak jauh.

"MRT juga nantinya akan menerapkan 30 persen yang from office, sisanya bisa work from home, sehingga coworking space dan smart office ini potensial untuk dikembangkan," jelasnya.

Beberapa inovasi lain yang akan MRT lakukan untuk menggenjot pendapatan nontiket di antaranya, naming rights beberapa stasiun yang masih kosong, periklanan di aplikasi, website, dan social media, transaksi retail cashless, kerja sama pengiriman barang, smart vending machine, dan loker penitipan.

Selain itu, akan digelar pula kerja sama online training untuk ekosistem bisnis startup dan UMKM berupa training, bimbingan para pelaku, cipta inovasi produk dan jasa, dengan output komersialisasi bersama yang saling menguntungkan antara MRT Jakarta dengan startup tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper