Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta melaporkan penurunan muka tanah di sejumlah titik wilayah ibu kota mencapai 7,5 cm per tahun. Angka itu menunjukkan penurunan muka tanah di DKI Jakarta termasuk ke dalam kategori ekstrem.
Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi menuturkan fenomena itu tidak terjadi seragam melainkan tersebar di sejumlah titik. Hanya saja, kawasan di daerah Jakarta Utara mengalami penurunan muka tanah yang signifikan.
“[Penurunan muka tanah] 7,5 centimeter itu lebih ekstrem lagi tapi intinya penurunan tanah itu enggak seragam di semua titik ada yang ekstrim ada yang cukup stabil,” kata Dudi melalui sambungan telepon pada Jumat (16/10/2020).
Dengan demikian, dia mengatakan, pihaknya terus menggiatkan penyelesaian sejumlah tanggul di sepanjang area pantai. Selain pengadaan tanggul, dia menerangkan, pihaknya juga terus berupaya untuk meninggikan posisi tanggul yang sudah tersedia.
“Banyak cerita yang limpas air laut itu karena memang tadinya cukup [tanggul] tapi berjalannya waktu karena terjadi penurunan sehingga ada limpasan lagi air pasang [laut],” ujarnya.
Berdasarkan data milik Dinas Perindustrian dan Energi Bidang Geologi dan Air Tanah DKI Jakarta penurunan muka tanah di DKI Jakarta mencapai 0,25 meter selama 2014 hingga 2017. Adapun wilayah dengan penurunan muka tanah yang signifikan berada di Jakarta Utara.
“Ada yang ekstrem, ada sih grafis yang mengatakan di sini cukup dalam penurunannya sampai 7,5 centimeter per tahun ada itu,” ujarnya.
Di sisi lain, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta melaporkan Tinggi Muka Air (TMA) Pintu Air Jembatan Merah di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, yang dilalui aliran Sungai Ciliwung mencapai 202 cm setelah hujan melanda sebagian kawasan ibu kota pada Jumat (16/10/2020) sore.
Berdasarkan data TMA itu, Dinas SDA melaporkan status siaga 1 pada Pintu Air Jembatan Merah tersebut. Kendati demikian, Dinas SDA mensinyalir ketinggian muka air itu disebabkan karena adanya penurunan muka tanah.
“Sepertinya harus dikoreksi karena kemungkinan besar ada penurunan muka tanah. Kami akan kalibrasi ulang. Tetapi secara keseluruhan yang lebih dilihat adalah ketinggian Pintu Air Marina dan Pompa Pluit. Selama laut surut air masih mengalir ke laut,” jelasnya.