Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi DKI Jakarta pada bulan Oktober 2020 tercatat sebesar 0,01 persen terbilang melambat jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,02 persen.
Laporan itu disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melalui keterangan virtual melalui kanal YouTube BPS DKI Jakarta pada Senin (2/10/2020).
Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan tingkat inflasi itu disebabkan karena kenaikan harga terutama pada kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran.
Buyung menerangkan komoditas dominan penyumbang inflasi yang masuk dalam kelompok penyediaan makan dan minuman atau restoran ini yaitu nasi dengan lauk. Sedangkan komoditas dominan penyumbang inflasi lainnya adalah cabai merah dan bawang merah.
“Apa yang menyebabkan inflasi? Yang pertama yang tertinggi terbesar adalah kenaikan cabai merah sebesar 0,06 persen, diikuti nasi dengan lauk sebesar 0,02 persen dan bawang merah 0,01 persen. Kenaikan cabai merah itu pada gilirannya menjadi faktor penyebab kenaikan inflasi,” kata Buyung.
Di sisi lain, dia mengatakan, sejumlah komoditas mengalami penurunan harga seperti pepaya minus 0,02 persen, telur ayam ras minus 0,02 persen dan daging ayam ras minus 0,04 persen.
Baca Juga
“Sehingga secara akumulatif perpaduan kenaikan dan penurunan beberapa harga barang dagang ini menyebabkan kenaikan terjadi inflasi di DKI Jakarta sebesar 0,01 persen,” kata dia.
Angka inflasi tahun kalender sebesar 1,05 persen. Angka ini jauh dibawah laju inflasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 2,73 persen.
Inflasi secara tahunan yakni antara Oktober 2019 dan Oktober 2020 sebesar 1,58 persen. Jika dibandingkan dengan inflasi tahunan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 3,65 persen, angka inflasi ini cukup jauh di bawahnya.
Berdasarkan data milik BPS DKI Jakarta, rata-rata harga Cabai Merah pada Bulan OKtober 2020 sebesar Rp49.745,60 atau naik sekitar 25 persen jika dibandingkan dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp39.522,77.