Bisnis.com, JAKARTA — Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman membeberkan seluruh indikator epidemiologi milik DKI Jakarta meningkat drastis menuju akhir tahun 2020.
Indikator yang dimaksud meliputi penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian, peningkatan positivity rate atau persentase kasus konfirmasi positif, keterisian tempat tidur, dan tingkat kematian yang terbilang tinggi.
Berdasarkan data itu, Dicky meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk kembali memberlakukan PSBB ketat. Kali ini, dia mendesak PSBB ketat diberlakukan secara serentak bersama dengan Pemerintah Daerah lainnya di Pulau Jawa.
“Dengan situasi saat ini kebakaran kasus di hampir semua wilayah di Jawa ini, PSBB harus dilakukan bersama bersinergi antardaerah tidak cukup di DKI saja. Kalau DKI saja tidak akan efektif,” kata Dicky melalui pesan suara, Senin (28/12/2020).
Langkah PSBB bersama itu, menurut dia, dapat difasilitasi oleh pemerintah pusat agar berjalan efektif. Ia menegaskan, tanpa intervensi itu kurva Covid-19 secara nasional akan semakin terpuruk pada kuartal pertama tahun 2021.
“Dari pemodelan saat ini angka kasus harian kita sudah di atas 20 ribu, terendah itu, bukan tertinggi dan bukan rata-rata. Tertingginya sudah mencapai 80 ribu kasus ke atas ini yang harus diketahui,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberi sinyal pihaknya bakal menarik rem darurat atau emergency break di tengah peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian di DKI Jakarta.
Keputusan untuk menerapkan kembali PSBB ketat bakal diambil setelah diadakannya evaluasi pada tanggal 3 Januari 2021 mendatang.
“Apakah dimungkinkan nanti Pak Gubernur nanti akan ada emergency break nanti kita akan lihat sesuai dengan fakta dan data memang ini sangat dinamis sekali terkait fakta dan data,” kata Ariza di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (27/12/2020).
Dengan demikian, Ariza meminta seluruh pihak kooperatif dalam mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi peningkatan kasus harian selepas libur akhir tahun.
“Jangan sampai nanti ada peningkatan luar biasa sehingga kami Pemprov dengan jajaran, Pak Gubernur, terpaksa mengambil kebijakan untuk memperketat PSBB,” kata Ariza.