Bisnis.com, JAKARTA — Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bakal menggunakan hak interpelasi terkait kinerja penanganan banjir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Langkah itu diambil setelah Anies dinilai tidak optimal dalam pengendalian banjir di Ibu Kota pada akhir pekan lalu.
“Interpelasi ini kami ambil sebagai jalan konstitusional terakhir. Ini adalah tanggung jawab moral dan politik PSI terhadap warga Jakarta, khususnya yang dirugikan oleh banjir akibat kegagalan dan ketidakseriusan Gubernur Anies mengelola penanggulangan banjir,” kata Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Untayana melalui keterangan pers virtual, Kamis (25/2/2021).
Justin mengkritisi ketidakjelasan masterplan penanggulangan banjir, ketidakseriusan pembebasan lahan normalisasi, dan kebingungan kosa kata serta mandeknya normalisasi maupun naturalisasi sungai.
Terlebih, Justin melanjutkan, Anies telah menjabat selama 3,5 tahun, namun justru mendorong revisi RPJMD untuk menghapus normalisasi dari RPJMD.
“Pemprov DKI terkesan abai dalam pencegahan banjir. Akibatnya, rakyat yang menderita. Kami khawatir akan menjadi preseden buruk untuk periode pemerintahan berikutnya pasca berakhirnya masa jabatan Gubernur Anies,” tambah Justin.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan pengendalian bencana banjir di Ibu Kota relatif lebih baik ketimbang daerah lain.
Baca Juga
Dia beralasan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat memastikan banjir surut dalam waktu sehari ketika daerah lain butuh waktu hingga berminggu-minggu.
“Kita dapat mengendalikan banjir dan tidak sampai enam jam turun, tidak sampai satu hari turun. Alhamdullilah tidak berhari-hari, kita melihat di beberapa daerah di Jawa, di luar Jawa juga masih ada banjir yang sampai berminggu-minggu,” kata Ariza kepada wartawan Balai Kota, Selasa (23/2/2021).
Di sisi lain Ariza mengaku letak geografis DKI Jakarta berada di posisi dataran rendah dengan sejumlah sumber banjir. Misalkan, hujan lokal, kiriman air dari kawasan hulu, bandang dan rob.
“Kemarin Sabtu-Minggu menurut prediksi BMKG ada curah hujan tinggi mencapai 226 milimeter, kapasitas di DKI kurang lebih 50 hingga 100 milimeter per hari, itulah sebabnya terjadi luapan dan banjir di beberapa titik,” paparnya.