Bisnis.com, JAKARTA — Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai negatif langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyerahkan pengerjaan pembangunan pipa distribusi SPAM Jatiluhur I ke Pemerintah Pusat.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari fraksi PSI Eneng Malianasari menerangkan manuver Anies itu berpotensi menghambat pengembalian investasi proyek distribusi air bersih dari Waduk Jatiluhur yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
“Pak Anies tidak mau membangun jaringan pipa distribusi dan melempar tanggung jawab ke pemerintah pusat. Jika pipa distribusi tidak dibangun, maka air bersih yang telah diproduksi tidak bisa dipasarkan, sehingga mengacaukan pengembalian investasi proyek Kementerian PUPR,” kata Eneng melalui keterangan tertulis, Kamis (25/3/2021).
Proyek itu sebenarnya menjadi bagian kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha atau KPBU. Sementera, Kementerian PUPR mendapat bagian kerja mengolah dan mengirimkan air bersih dari Waduk Jatiluhur sampai titik pengambilan di Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Pembagian kerja sama antara pusat dan daerah itu juga telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2017-2022 yang telah ditetapkan Anies pada 16 April 2018 lalu.
Belakangan Anies mengajukan perubahan atas RPJMD 2017-2022 tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta yang menyerahkan tanggungjawab itu kepada pemerintah pusat.
“Proyek pipa distribusi dikerjakan melalui skema KPBU yang dibiayai oleh investor swasta, tidak pakai APBD. Namun sayangnya Pemprov DKI sama sekali belum melaksanakan proses lelang KPBU. Bahkan setahu saya, persiapan lelangnya pun tidak dikerjakan.
Sebelumnya, Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo menuturkan, alokasi air bersih dari SPAM Jatiluhur itu dapat menambah sekitar 15 persen cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta beberapa waktu ke depan.
Berdasarkan catatan PAM Jaya hingga tahun 2020, cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta menyentuh di angka 65,01 persen. Sementara kapasitas ketersediaaan air bersih mencapai 20.227,5 liter per detik.
Adapun, panjang pipa yang dimiliki PAM Jaya terbentang hingga 11.916 kilo meter. Pada Oktober tahun lalu, PAM Jaya mencatatkan jumlah konsumen sebanyak 888.342. Ihwal kontruksi SPAM Jatiluhur I itu, Hernowo mengatakan, pihaknya tengah menyusun basic engineering design atau BED untuk sisi transmisi dan distrubusi air di wilayah hilir.
“Kendalanya pada investasi yang dibutuhkan untuk pemasangan jaringan distribusi maupun transmisi itu sebesar kurang lebih Rp10 hingga Rp12 triliun. Saat ini kami sedang berkomunikasi dengan Kementerian PUPR bagaimana skema terbaik untuk pengerjaannya,” kata Hernowo melalui sambungan telepon kepada Bisnis pada Sabtu (23/1/2021).
Belakangan, Hernowo meminta skema investasi terkait pengerjaan jaringan transmisi dan distribusi sisi hilir SPAM Jatiluhur I ditempuh dengan alur kerja sama antara pemerintah dan badan usaha atau KPBU.
Permintaan itu berkaca pada skema investasi sisi hulu SPAM Jatiluhur I yang dikerjakan dengan KPBU. Pada sisi hulu, pemenang lelang proyek KPBU tersebut adalah konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk., dan PT Tirta Gemah Ripah. Ketiga perusahaan tersebut membentuk perusahaan patungan sebagai BUP, yakni PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur.
Konstruksi SPAM Jatiluhur I akan dimulai sekitar Agustus 2021 jika DED proyek tersebut rampung pada akhir Januari 2021. Total nilai investasi proyek yang dialokasikan pemenang lelang adalah Rp1,67 triliun dengan tarif air minum terendah Rp2.799 per meter kubik untuk wilayah DKI Jakarta.