Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menerbitkan rekomendasi pemugaran Sekolah Kolese Kanisius.
Di sekolah yang terletak di Jalan Menteng Raya Nomor 64, Jakarta Pusat ini bakal di bangun gedung baru pada bulan Juni 2021.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, sekolah Kolese Kanisius berada di Kawasan Pemugaran Menteng yang dahulunya merupakan wilayah elite.
Keberadaan bangunan sekolah itu menjadikan kawasan pemugaran Menteng semakin beragam dengan peninggalan cagar budaya ataupun objek diduga cagar budaya.
“Terkait rencana pembangunan di Sekolah Kanisius, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan Surat Rekomendasi Pemugaran No. 2476/-1.853.15 tanggal 18 Mei 2021 kepada Sekolah Kolese Kanisius,” ujar Iwan melalui keterangan tertulis, Jumat (21/5/2021).
Penerbitan surat rekomendasi pemugaran merupakan bagian dari upaya perlindungan bangunan cagar budaya, diduga cagar budaya, ataupun bangunan yang berada di kawasan pemugaran, agar kelestariannya dapat senantisa terjaga, sebagaimana diatur dalam Perda No. 9 Tahun 1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya.
Didampingi Arsitek
Sesuai dengan aturan yang ada dalam Perda No. 9 Tahun 1999 tentang pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya bahwa proses pemugaran harus didampingi arsitek yang memegang IPTB A.
Dalam proses pemugaran Sekolah Kanisius ini arsitek yang akan menangani adalah Arch. Dipl. Ing. Cosmas Damianus Gozali, IAI.
“Kami sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Sekolah Kanisius untuk tetap mengedepankan prinsip pelestarian dalam rencana pembangunannya,” ungkapnya.
Bangunan Sekolah Kolese Kanisius memiliki bentuk atap yang tinggi dan bentuk elemen jendela dan roster yang geometris.
Pada bagian pintu dan jendela bangunan, terdapat material kayu yang berfungsi sebagai stopper. Terdapat elemen arch pada dinding luar kelas dan sisi bawah dinding bagian luar bangunan dilapisi dengan batu kali yang berfungsi untuk mencegah rembesan air masuk kedalam bangunan.
Pada perencanaan awal, Sekolah Kolese Kanisius memiliki sistem courtyard. Sistem tersebut memiliki dua halaman besar dengan gedung aula yang berada di tengahnya, dan menciptakan transparansi antara halaman di sisi Menteng Raya dengan halaman di sisi Menteng Kecil.
Pada rencana desain pembangunan bangunan baru Sekolah Kolese Kanisius, lantai 1 bangunan baru akan dijadikan sebagai area semi terbuka. Hal ini mengacu pada konsep awal bangunan pada tahun 1927 yang dirancang oleh biro arsitek Fermont-Cuypers, yaitu transparasi.
Bangunan baru dirancang lebih tinggi dari bangunan sekitarnya, sehingga bangunan dibagi berdasarkan kaki, badan, dan kepala yang secara skala menjadi lebih menyatu dengan bangunan sekitar.
Fasad didesain berorientasi ke masa depan dengan kesederhanaan seperti sekolah katolik dengan mengambil unsur-unsur yang ada pada bangunan eksisting di sekelilingnya, yaitu dengan bagian kaki bangunan dilapisi dengan batu alam dan jendela bulat pada kapel yang diterapkan pada bagian kepala bangunan.
Selama dilakukan pembangunan bangunan baru, juga akan dilakukan perlindungan dan pengamanan terhadap bangunan eksisting.
Perlindungan dan pengamanan tersebut akan dilakukan dengan pemasangan pagar pengaman dan rambu-rambu proyek di sekeliling area pembangunan.
Kendaraan proyek juga akan dikawal oleh safety officer saat keluar dan masuk kawasan terkait dengan pengamanan bangunan Chapel.
Pembangunan bangunan baru akan menggunakan sistem pondasi bar pile untuk menjaga bangunan sekitar dari getaran yang dapat ditimbulkan pada saat pemasangan pondasi. Polymer slurry juga akan digunakan untuk menutup pori tanah pada saat pengeboran.
Sejarah
Sejarah sekolah ini sendiri bermula pada tahun 1926, ketika Pater Dr. J. Kurris sebagai calon direktur pertama Kanisius Kolese yang kemudian membeli tanah di Jalan Menteng Nomor 42.
Kemudian pada tahun 1927, dimulai rencana pembangunan sekolah yang dirancang oleh biro arsitek Fermont-Cuypers.
Rencana pembangunan tersebut meliputi aula, ruang kelas, kapel, dan asrama. Pada tahun 1929, bangunan yang akan difungsikan sebagai ruang kelas resmi berdiri.
Pada tahun 1939, terjadi pergantian direktur menjadi Pater G. De Quay yang membangun gedung baru bertingkat dua, asrama, dan kapel.
Pada tahun 1945, bangunan digunakan sebagai barak tentara Jepang beserta amunisinya. Kemudian pada tahun 1946, gedung Kanisius ditempati oleh Inggris.
Saat dikuasai Inggris, bangunan difungsikan sebagai ruang tahanan perempuan Eropa. Pada tahun 1975, ada pembangunan gedung baru oleh arsitek yang bernama Ulrich J. Beck.
Baru pada tahun 1991, ada pembangunan yang diarsiteki oleh Han Awal. Pada periode 2001-2002, bangunan depan direnovasi menjadi empat lantai dan membangun pastoran di belakang.