Bisnis.com, JAKARTA – Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyangsikan klaim telah tercapainya kekebalan kelompok (herd immunity) di DKI Jakarta. Menurutnya, kriteria kekebalan kelompok tidak hanya menyangkut vaksinasi.
Dia menuturkan bahwa capaian herd immunity atau kekebalan kelompok bersifat jangka panjang. Istilah itu juga bukan perihal pandemi saja, namun menyangkut setiap penyakit yang melibatkan vaksinasi.
“Katakan Jakarta sudah 96 persen total penduduk divaksinasi, nanti dua suntikan sekalipun tidak otomatis mencapai herd immunity. Pemahamannya tidak seperti itu,” kata Dicky kepada Bisnis, Selasa (24/8/2021).
Dia membenarkan bahwa secara threshold vaksinasi Covid-19 di Ibu Kota mencapai lebih dari 96 persen. Akan tetapi herd immunity memiliki sejumlah syarat dan variabel lain. Apalagi efikasi vaksin yang digunakan selama ini ikut menurun setelah terdeteksinya varian Delta.
Dia menuturkan hingga kini sejumlah negara yang gencar melakukan vaksinasi seperti Israel dan Kanada bahkan belum mengumumkan pencapaian herd immunity.
“Misalnya sudah divaksin 95 persen atau 85 persen, akan jadi pertanyaan selain efektivitas pencegahan penulatan, apakah yang divaksin ini betul-betul antibodinya terbangun seperti yang diharapkan dan ada banyak faktor lain,” terangnya.
Di sisi lain, vaksinasi bukan solusi tunggal. Dia menyebut protokol kesehatan seperti 5M juga menjadi satu kesatuan. “Kita mengarah pada ambang batas dan tujuan jangka pendek menengah adalah menurunkan dan mencegah angka kesakitan, dan itu yang kita bangun,” ujarnya
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Riza Patria mengklaim wilayah Ibu Kota sudah masuk zona hijau penularan Covid-19. Dia juga mengatakan bahwa kekebalan kelompok telah tercapai di DKI.
“Alhamdulillah Jakarta sudah masuk zona hijau dan sudah memenuhi herd immunity,” kata Riza Minggu (22/8/2021).