Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan tidak terburu-buru dalam menerapkan PPKM level 2 di Ibu Kota, meskipun tren penurunan angka kasus pandemi Covid-19 dalam sepekan terakhir dinilai cukup untuk dilakukan pelonggaran.
Seperti diketahui, sejumlah daerah di Indonesia di Pulau Jawa-Bali menerapkan PPKM level 3 sejak 31 Agustus hingga 6 September 2021, termasuk DKI Jakarta.
Menurut epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, PPKM level 3 perlu diperpanjang seiring dengan belum sejalannya antara tren penurunan kasus dan penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat.
"Hal yang jadi masalah adalah masyarakat dan institusi pemerintah masih belum paham fungsi PPKM. Bahkan, banyak institusi pemerintah yang longgar dalam menerapkan PPKM level 3. Ini berbahaya. Banyak yang abai," ujar Dicky kepada Bisnis, Senin (6/9/2021).
Dengan demikian, sambungnya, PPKM level 2 bisa diterapkan setelah masyarakat mampu menerapkan protokol kesehatan 5M, sehingga pertimbangan dalam memperlonggar mobilitas cukup kuat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, jumlah kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota Minggu (5/9/2021) tercatat sebanyak 5.585 orang. Jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota sebanyak 852.692.
Baca Juga
Dari total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 833.765 dengan tingkat kesembuhan 97,8 persen, dan total kasus meninggal 13.342 orang dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia 3,3 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 4,3 persen.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.
Sementara itu, tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi mencapai 17 persen dari 8.745 unit. Total pasien yang dirawat di ruangan itu sekitar 1.486 orang.
Di sisi lain, tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang ICU berada di posisi 30 persen dari kapasitas 1.468 tempat tidur. Dengan demikian, sekitar 440 pasien tengah menjalani perawatan di ruang ICU.
Dikutip dari laman resmi Instagram Dinkes DKI Jakarta, Senin (6/9/2021), jumlah total pasien isolasi per 28 Agustus 2021 turun menjadi 1.382 orang.
Sementara untuk pasien ICU total sebanyak 472 orang. Turun dari pekan lalu jumlahnya mencapai 586 pasien.
Jumlah tempat tidur isolasi yang tersedia saat ini di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 Ibu Kota sebanyak 8.366 unit. Sementara, jumlah tempat tidur ICU sebanyak 1.385 unit.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memvaksinasi sebanyak 9.889.919 orang atau mencapai 110,6 persen dari target tahap pertama. Realisasi vaksinasi tahap kedua mencapai 6.204.2268 orang atau 69,4 persen. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyesuaikan kembali target vaksinasi di Ibu Kota mencapai 8.941.211 orang.
Adapun, capaian vaksinasi dosis pertama untuk anak usia 12-17 tahun sebanyak 82,9 persen dan untuk dosis kedua sebanyak 62,3 persen.
Adapun, warga usia 18-59 tahun, untuk dosis pertama telah dilakukan sebanyak 117,4 persen dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 69,5 persen.
Pada kelompok lansia, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan sebanyak 87,7 persen dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 75,9 persen.
Sementara vaksinasi gotong royong, untuk dosis pertama telah diberikan kepada 202.409 orang dan dosis kedua sebanyak 165.438 orang.
Berdasarkan data itu, Dicky menilai menurunkan level PPKM belum menjadi opsi yang cukup baik dalam beberapa bulan mendatang di DKI Jakarta, karena potensi terjadinya gelombang ketiga masih cukup besar.
"Menyoal serangan, masih banyak masyarakat yang rawan tertular Covid-19, karena belum divaksinasi. Selain itu, pelonggaran kalau tidak disertai dengan penerapan prokes oleh pemda dan masyarakat masih akan sangat situasinya masih rawan," ujarnya.