Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakat Diminta Tidak Stigma Pasien Monkeypox

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan stigma negatif terhadap pasien cacar monyat atau monkeypox.
Ilustrasi vaksin cacar monyet/Istimewa
Ilustrasi vaksin cacar monyet/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Lies Dwi Oktavia mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif pada pasien cacar monyet atau monkeypox.

Hal tersebut belajar dari pengalaman dalam kasus Covid-19 pertama kali merebak di DKI Jakarta pada tahun 2020.

Dikatakan, untuk mengurangi pencegahan penularan virus, baik Covid-19 maupun monkeypox perlu dukungan dari masyarakat. Termasuk dalam melakukan tracing, agar virus tidak menyebar.

Dia juga meminta agar masyarakat tidak panik, terlebih kasus monkeypox pertama di Indonesia telah diumumkan pada 20 Agustus silam

"Jangan sampai masyarakat kemudian memberikan stigma [negatif], pada saat Covid-19 di awal-awal ada sebagian kelompok kecil mengalami stigma negatif, nakes [tenaga kesehatan] diusir dari tempat kos misalnya. Tentu pembelajaran dua tahun, jangan sampai itu terjadi pada kasus ini [cacar monyet]," kata Lies kepada wartawan, Kamis (25/8/2022).

"Masyarakat jangan panik, tetapi waspada. Kemudian menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, kembali cuci tangan. Karena ini [menularnya lewat] kontak lesi biasanya, maka kebiasaan untuk mencuci tangan pakai air mengalir dan sabun itu harus dipertahankan. Pakai handsanitizer pun oke. Kemudian saat ini masih pandemi Covid-19, jadi tetap tetep prokes [protokol kesehatan] memakai masker," lanjutnya.

Bukan Penyakit Menular Seksual

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari juga sebelumnya menyampaikan bahwa monkeypox bukan merupakan penyakit menular seksual. Banyak masyarakat menganggap bahwa cacar monyet adalah salah satu contoh penyakit menular seksual, setelah ditemukannya berbagai kasus didominasi oleh kelompok khusus seperti gay dan biseksual.

"Konsentrasinya memang banyak sekali dilaporkan pada populasi khusus, seperti yang disampaikan yaitu gay, lesbian, dan juga penderita HIV. Meskipun begitu, perlu diketahui bahwa penularannya bukan hanya karena adanya seksual kontak,” kata Hanny dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/8/2022). 

Hanny menegaskan tidak hanya melibatkan aktivitas seksual, penularan penyakit monkeypox utamanya terjadi karena adanya kontak fisik dari satu individu ke individu lainnya, seperti kontak antar kulit dan mukosa. 

“Justru sebetulnya yang menjadi concern adalah kontak erat dari kulit ke kulit atau mukosa ke mukosa seperti daerah mata, mulut, dan anus. Daerah tersebut malah bisa mentransfer virus yang lebih banyak,” katanya.

Perlu diketahui, gejala cacar monyet umumnya diawali dengan demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar getah bening yang ditemukan di leher, ketiak atau lipat paha (selangkangan). Selain itu, gejala umum ini dapat disertai keluhan nyeri otot, sakit punggung, dan rasa lelah yang berkepanjangan.

Setelah 1-3 hari sejak demam, gejala akan disusul dengan munculnya ruam pada kulit di beberapa bagian tubuh, berbentuk bintik merah seperti cacar, melepuh kecil berisi cairan bening atau berisi nanah yang kemudian menjadi keropeng dan rontok.

Jumlah Lesi (luka atau lenting gelembung berisi cairan di kulit) dapat sedikit maupun beberapa buah yang tersebar. Cacar monyet selain dapat menular melalui kontak langsung dari hewan yang sakit ke manusia, juga dapat ditularkan antarmanusia maupun melalui benda yang terkontaminasi oleh virus.

Kendati demikian, penularan cacar monyet antarmanusia tidaklah mudah. Penularan dari manusia ke manusia dapat melalui kontak erat dengan droplet, cairan tubuh atau kontak langsung kulit ke kulit yang terdapat ruam, termasuk melalui kontak seksual.

Penularan juga dapat terjadi melalui kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan/piring yang belum dicuci.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper