Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asal-usul Batavia, Warisan Belanda Kini Dipakai Anies untuk Kota Tua

Batavia adalah nama warisan Belanda sampai tahun 1942. Nama Batavia dihapus usai Jepang menguasai Hindia Belanda.
Warga menyaksikan video mapping bernuansa Natal yang ditampilkan saat acara Christmas in Jakarta di Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Minggu (19/12/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar acara Christmas in Jakarta dengan tema Harmony with History dalam rangka menyambut perayaan Natal 2021. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.rn
Warga menyaksikan video mapping bernuansa Natal yang ditampilkan saat acara Christmas in Jakarta di Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Minggu (19/12/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar acara Christmas in Jakarta dengan tema Harmony with History dalam rangka menyambut perayaan Natal 2021. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.rn

Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi mengubah nama kawasan Kota Tua Jakarta menjadi Batavia. Nama ini merujuk nama lama Jakarta pada masa penjajahan Belanda.

"Namanya Batavia mencerminkan masa lalu tapi konsepnya mencerminkan kota modern masa depan," kata Anies akhir pekan lalu.

Batavia adalah nama lama kawasan Jakarta. Nama Batavia muncul usai pelaut Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Jan Pieterszoon Coen usai menaklukkan Jayakarta.

Batavia pernah menjadi pusat administrasi sekaligus perdagangan pada masa rezim kolonialisme Belanda. Nama Batavia bisa dibilang mewakili kegemilangan masa lalu penjajahan Belanda.

Sebaliknya, Batavia juga bisa berarti 'mimpi buruk' bagi bangsa bumiputra. Pasalnya selain sebagai pusat pemerintahan VOC kemudian Belanda, Batavia merupakan tempat jual beli budak yang didatangkan dari berbagai pulau di Nusantara. 

Batavia juga mewakili sejarah kelam tentang penjajahan yang berumur ratusan tahun. Dari Batavia pula, orang-orang Belanda mengadu domba bangsa bumiputra supaya saling bertarung dan menjatuhkan satu sama lain.

Sunda Kepala ke Batavia

Batavia atau Jakarta memiliki sejarah yang panjang tentang kolonisasi Belanda dan kemerdekaan. Berawal dari sebuah kota pelabuhan Sunda Kelapa yang kemudian berubah menjadi Jayakarta setelah ditaklukkan Demak.

Di bawah Demak, yang kemudian diteruskan oleh Kesultanan Banten, Sunda Kelapa atau Jayakarta menjadi suatu pusat perdagangan yang cukup ramai.

Semua bangsa dan suku-suku di Nusantara berbaur di pelabuhan tersebut. Mereka memperdagangkan banyak komoditas. Tentu yang paling ramai adalah perdagangan rempah-rempah.

Popularitas Sunda Kelapa kemudian menarik minat bangsa asing, Eropa. Awalnya mereka datang untuk berdagang. Lambat laun ingin berkuasa. 

Seorang pelaut Belanda, Jan Pieterszoon Coen merebut Jayakarta pada tahun 1619. Dia mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia. Batavia kemudian secara de facto menjadi 'ibu kota' bagi para pendatang Belanda.

Jurnalis senior Alwi Shahab penulis buku 'Waktu Belanda Mabuk, Lahirlah Batavia' menulis bahwa usai menaklukkan Jayakarta, Coen ingin menamai reruntuhan Sunda Kelapa dengan nama De Horn.

Tetapi belum sempat dia menamakannya, tiba-tiba dalam sebuah pesta, seorang soldadoe VOC yang tengah mabuk meneriakkan kata 'Batavia.. Batavia.'

"Akhirnya kota yang terletak di muara Kali Ciliwung dan sekitarnya itu dinamai Batavia."

Batavia, kata Alwi, merujuk kepada Bataviren Van Oranye, salah satu suku bangsa Jerman yang tinggal di Pulau Bataviren.

Di Batavia, perkumpulan dagang Hindia Timur atau Vereenigde Osstindische Compagnie  (VOC) mengendalikan perdagangan rempah sekaligus memperkuat pengaruh militernya selama beberapa abad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler