Bisnis.com, JAKARTA — Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Gembong Warsono menyatakan bahwa pada pekan ini pihaknya akan mengajukan pembentukan tim panitia khusus (pansus) untuk mendalami dugaan malapraktik pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Gembong mengatakan, pengajuan tim pansus pekan ini dilakukan untuk segera menuntaskan polemik yang saat ini menjadi perbincangan di masyarakat Jakarta pasca Stadion JIS akan dilakukan perbaikan untuk memenuhi standard FIFA.
“Minggu ini kita kirim ke pimpinan dewan, supaya kita bisa tindak lanjuti. Mudah-mudahan ini bisa mencairkan polemik yang ada di masyarakat,” ujar Gembong di Gedung DPRD DKI Jakarta yang dikutip Selasa (18/6/2023).
Namun, jika usulan pansus tersebut tidak ditanggapi oleh Ketua DPRD DKI, Gembong menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan setiap komisi yang ada di DPRD DKI, untuk dijadwalkan pertemuan dengan satuan perangkat kerja daerah (SKPD) yang mengurusi Stadion JIS.
“Pengawasan bukan hanya satu-satunya di pansus, lewat komisi juga bisa, misalkan anggota fraksi yang ada di lima komisi kita minta untuk komunikasi dengan pimpinan masing-masing komisi untuk dijadwalkan melakukan evaluasi kepada SKPD yang terkait dengan JIS. Jakpro ada di Komisi B dan C, dinas olahraga ada di Komisi E,” jelasnya.
Sebelumnya, Gembong menegaskan, tim pansus perlu dibentuk salah satunya untuk menelusuri tanggapan Buro Happold mengenai pembangunan Stadion JIS yang tidak sesuai dengan panduan desain yang sudah diberikan kepada BUMD PT Jakarta Konsultindo (Jakkon).
Baca Juga
“Rasa-rasanya cocok untuk dibentuk pansus, supaya mencapai kebenaran tersebut agar tidak terjadi polemik yang tidak produktif, sehingga kita akan fokus dalam konteks pembahasan persoalan JIS ini terang benderang,” jelasnya.
Rencana pembentukan tim pansus tersebut dilakukan untuk mencari benang merah dari permasalahan perbaikan Stadion JIS, agar dalam pembahasan kedepan bisa jauh lebih baik.
Pembentukan tim pansus Stadion JIS juga untuk memastikan aset ini merupakan milik masyarakat Jakarta, bukan hanya milik perorangan. Pasalnya, usai diumumkan Stadion JIS diperbaiki, hal ini menjadi perdebatan politik dari berbagai pihak.
“Pernyataan tim Anies Baswedan selalu bertolak belakang, dan seolah-olah Stadion JIS merupakan barang sakral yang tidak boleh disentuh, barang yang sudah sangat sempurna. Jadi ketika mau disentuh, malah dianggap menggiring ke persoalan politis, ini titik sentralnya,” jelasnya.