Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi tahunan DKI Jakarta pada September 2023 mengalami penurunan 1,04% setelah pada Agustus 2023 sempat mengalami peningkatan ke level 2,93%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Minggu (22/10/2023), tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) DKI Jakarta pada September berada pada angka 1,89% turun sebesar 1,04% dibanding bulan Agustus berada di angka 2,93%.
Penurunan inflasi pada periode tersebut merupakan hasil dari pengendalian harga barang dan jasa yang dilakukan pemerintah sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.
Kemudian jika ditelusuri lebih dalam atau selama 2023, tingkat inflasi pada September merupakan yang terendah. Hal ini merupakan salah satu sinyal pemulihan ekonomi DKI Jakarta pasca pandemi telah berjalan kearah yang benar.
Penurunan inflasi Jakarta pada September 2023 tersebut disumbang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan tingkat inflasi paling tinggi sebesar 4,03%. Kemudian kelompok dengan tingkat inflasi paling kecil adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan 0,10%.
Selanjutnya, terdapat beberapa komoditas dengan andil tinggi yang menjadi pemicu inflasi. Beberapa diantaranya adalah komoditas beras 0,337%, kontrak rumah 0,219%, dan rokok kretek filter 0,101%.
Baca Juga
Dari data tersebut, terdapat satu kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki dengan 1,15%.
Sebagai inforamsi, tingkat inflasi Jakarta merupakan yang terendah secara nasional jika dibandingkan dengan kota satelit lainnya, dimana tingkat inflasi tertinggi berada di kota Bogor dengan 2,98%, kemudian disusul oleh Bekasi 2,34%, Tangerang 1,97%, dan Depok 1,96%.
Berdasarkan catatan, inflasi Jakarta sempat mengalami peningkatan angka inflasi tahunan pada Agustus 2023 menjadi 2,93%.
Kenaikan tersebut merupakan yang kedua kalinya setelah 6 bulan berturut-turut terjadi penurunan angka inflasi. Sebelumnya, kenaikan angka inflasi tahunan terjadi pada Februari 2023 yakni 4,07% dari sebelumnya 3,83%.
Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, Minggu (24/9/2023), kenaikan inflasi pada Agustus 2023 disebabkan oleh kenaikan harga bensin, beras, dan kontrak rumah.
Secara terperinci, angka inflasi year-on-year pada Agustus 2023 adalah 2,93%, atau meningkat 0,12% dibandingkan dengan angka inflasi year-on-year bulan sebelumnya. Hal ini dipicu kenaikan dari sejumlah kelompok transportasi dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Sementara itu, secara month-to-month, inflasi pada Agustus 2023 tercatat 0,01% atau menurun 0,18% poin dari Juli yang sebesar 0,19%.
Pergerakan inflasi month-to-month pada tujuh bulan pertama menunjukkan arah yang sama dengan 2022, kecuali pada Februari. Pada Februari tahun ini, terjadi peningkatan angka inflasi, sedangkan pada tahun lalu terjadi penurunan.
Adapun komoditas penyumbang utama andil inflasi secara month-to-month adalah beras dengan tingkat inflasi 0,038%, disusul minyak goreng dengan 0,033%, dan biaya Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 0,027%.
