Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pramono Klaim Nilai Kapitalisasi PAM Jaya Bisa Lebih Besar dari Bank DKI, Ini Alasannya

Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung menilai kapitalisasi pasar Perumda PAM Jaya bisa melampaui Bank DKI.
Gubernur Jakarta Pramono Anung ketika ditemui di Balaikota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025)/Bisnis-Jessica Gabriela Soehandoko
Gubernur Jakarta Pramono Anung ketika ditemui di Balaikota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025)/Bisnis-Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung menilai kapitalisasi pasar Perumda PAM Jaya bisa melampaui Bank DKI jika perusahaan air minum milik pemerintah daerah tersebut berhasil mencapai target cakupan layanan 100% pada 2029. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Pramono kala dia kembali memaparkan bahwa akan membuat beberapa badan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta melantai di bursa, termasuk PAM Jaya. 

Pasalnya, menurut Pramono, PAM Jaya saat ini telah melayani 71% kebutuhan air bersih di Jakarta. Targetnya, cakupan layanan bisa mencapai 100% dalam lima tahun ke depan.

"Kalau bisa sampai dengan seluruhnya 100%, maka punya captive 3 juta keluarga dan kalau ini dikapitalisasi pasti gede banget.  Bahkan menurut saya lebih gede daripada Bank DKI. Sebagai orang market, saya tahu ini pasti size-nya akan menjadi lebih besar," terang Pramono. 

Dia juga meyakini bahwa membawa BUMD seperti PAM Jaya ke pasar modal dapat meningkatkan pengawasan perusahaan.

"Maka dengan cara-cara seperti ini saya juga yakin, mengawasi orang banyak akan lebih baik dibandingkan hanya diawasi oleh gubernur maupun wakil gubernur," ujar Pramono.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengakui masih mempertimbangkan langkah strategis terkait rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PAM Jaya. 

Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan apakah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut akan menggandeng mitra strategis terlebih dahulu sebelum melantai di bursa, atau langsung melakukan penawaran umum perdana (IPO) dahulu.  

“Problem utamanya adalah apakah sebelum IPO melakukan aliansi strategis atau IPO duluan. Nah itu yang kemarin kami dengan Pak Dirut sudah rapat secara detail saya belum memutuskan,” turur Pramono ketika ditemui di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2025). 

Meski demikian, Pramono tetap meminta agar PAM Jaya tidak takut untuk melakukan IPO jika memang nantinya sudah siap. 

Lebih lanjut, kata Pramono, berbagai alternatif tersebut muncul karena perusahaan tengah dikembangkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper