BISNIS.COM, JAKARTA—Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi saat ini adalah hasil dari kepemimpinan yang buruk dalam pemerintahan, yang penuh dengan intrik politik menjelang pemilihan umum.
Anton Supit, Wakil Ketua Apindo, mengatakan penaikan harga BBM subsidi pasti memiliki dampak terhadap pengusaha dan industri di dalam negeri karena berhubungan dengan sumber daya dan distribusi.
“Semestinya 3 tahun lalu harga BBM itu sudah naik. Namun leadership yang buruk membuat hal ini ditarik ulur sehingga berujung pada saat ini,” ujarnya pada diskusi Polemik: BBM Naik, Siapa Tercekik? di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (22/6/2013).
Menurutnya, penaikan BBM subsidi saat ini lebih banyak demi kepentingan politik semata karena menjelang pemilu. Anton mempertanyakan sikap Presiden SBY yang terkesan takut kehilangan dukungan partai koalisi partai daripada kepentingan negara.
“Lambatnya penaikan harga BBM itu karena tarik ulur di koalisi. Demokrat itu gimana?”, ujar Anton .
Sesuai dengan pasal 4, pasal, 5, dan pasal 6, Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2013 tentang harga jual eceran dan konsumen jenis bahan minyak tertentu, penyesuaian harga BBM bersubsidi ditetapkan untuk bensin premium Rp6.500 per liter dan minyak solar Rp5.500 per liter.