Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha muda DKI Jakarta akan menghadapi tantangan berat sepanjang tahun politik 2014 ini, tetapi perlu terobosan baru dari pebisnis muda agar tetap mempunyai daya saing.
"Tahun ini merupakan tantangan berat bagi pengusaha muda anggota Hipmi Jaya. Iklim usaha kurang menguntungkan mulai dari melemahnya nilai tukar rupiah, kenaikan harga elpiji, inflasi, dan bunga kredit tinggi akan menjadi kendala yang membayang-bayangi kalangan usaha," ujar Andhika Anindyaguna, Ketua Umum Hipmi Jaya, Selasa (7/1).
Namun, dia berharap penyelenggaraan Pemilu 2014 tidak akan membuat ekonomi mengalami penurunan.
Oleh karena itu, sambungnya, tugas pengurus Hipmi Jaya periode 2014-2017 relatif lebih berat ketimbang kepengurusan periode sebelumnya, karena sebagian besar anggotanya merupakan pengusaha baru (start up) yang mayoritas UKM dan membutuhkan banyak dukungan.
Dia menjelaskan Hipmi Jaya akan menggelar musyawarah daerah (Musda) XV pada 11 Januari dengan agenda utam memilih ketua umum baru.
Lima kandidat Ketua Umum Hipmi Jaya periode 2014-2016 adalah Agus Pamungkas, Gernando Nainggolan, Iskandarsyah Ramadhan Datau, Rishi Wahab, dan Yuke Yurike. Mereka telah menyampaikan visi dan misi program pada Senin (6/1) sekaligus mengambil nomor urut pemilihan ketua umum dalam Musda XV mendatang.
"Siapa pun yang menjadi ketua terpilih nantinya harus menindaklanjuti program pengurus sebelumnya, seperti membuka akses dana murah bagi anggota yang telah dirintis pengurus sebelumnya," tegasnya.
Andhika menjelaskan selama 3 tahun kepemimpinannya Hipmi fokus kepada akses pendanaan di antaranya menggandeng Bank DKI, Askrindo, serta meluncurkan kembali Bank Hipmi Jaya dari sebelumnya BPR Hipmi Jaya.
Andhika menjelaskan, iklim bisnis menjadi barometer investasi baik saat di awal maupun akhir tahun sehingga dengan inflasi 8%-9% akibat kenaikan BBM (tertinggi dalam 3-4 tahun lalu), ditambah kenaikan harga gas elpiji 12 kg.
Dia juga melihat banyak terobosan yang telah dilakukan Gubernur DKI Jokowi saat ini di antaranya upaya memecahkan kemacetan lalu lintas dengan membangun sejumlah infrastruktur, serta kebijakan perizinan yang semakin mudah.