Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Deep Tunnel Harus Didahului Master Plan

Pembangunan deep tunnel ini harus memiliki terlebih dahulu master plan ruang bawah tanah mengingat tata ruang bawah tanah Jakarta sangatlah buruk.
  Deep tunnel bisa untuk beragam fungsi. /bisnis.com
Deep tunnel bisa untuk beragam fungsi. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Banjir menjadi permasalahan klasik di Jakarta, yang belum juga dapat dipecahkan hingga saat ini. Berbagai upaya dilakukan Pemprov DKI untuk mengatasi banjir, seperti normalisasi sungai, pengerukan, pembangunan Jakarta Emergency Derdging Initiative (JEDI), hingga pembangunan sodetan.

Pembangunan terowongan bawah tanah atau multipurpose deep tunnel pun pernah dicetuskan. Bahkan sejak 2005. Namun, hingga saat ini, pembangunan deep tunnel belum dilakukan.

Direktur Eksekutif Indonesia Water Institute Firdaus Ali menuturkan rencana pembangunan deep tunnel ini akan ditandatangani perjanjian dengan pihak investor pada 2008, akan tetapi, gagal dilakukan karena Pemprov DKI yang saat itu dipimpin oleh Fauzi Bowo tidak menyetujui pembangunan megaproyek ini di Jakarta.

"Pembicaraan rencana megaproyek ini kembali dilakukan saat masa kepimpinan di tangan Gubernur DKI Joko Widodo dan saat banjir kembali melanda Jakarta pada Desember 2012," tuturnya kepada Bisnis, Sabtu (18/1/2014).

Dia menambahkan pembangunan deep tunnel ini pun sudah memiliki payung hukum dalam peraturan daerah rencana detail tata ruang (RDTR). Namun, deep tunnel ini kembali gagal untuk dibangun karena Pemprov DKI menolak dengan alasan anggaran yang tidak ada.

"Pembangunan deep tunnel ini murni dengan menggunakan dana dari investor, tidak seperti proyek-proyek lain yang menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)," terangnya.

Firdaus mengakui saat ini sudah banyak investor yang ingin membangun deep tunnel di Jakarta dan sudah menemui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, antara lain: Jepang, Korea China, Australia, Jerman.

Megaproyek deep tunnel ini pun tidak menghabiskan biaya sebesar Rp46 triliun seperti yang diungkapkan oleh kementerian pekerjaan umum. Biaya pembangunan ini, menurutnya hanya menghabiskan Rp29 triliun hingga Rp30 triliun dengan panjang 26 kilometer (km) dan dengan diameter 13 meter (m).

Dia juga mengungkapkan Jakarta mengalami kerugian sangat besar pada saat banjir melanda. Banjir yang melanda pada 2002 menyebabkan kerugian sebesar Rp5,4 triliun. Pada 2007, kerugian saat banjir Jakarta sebesar Rp8,7 trilun dan pada 2013 kerugian mencapai Rp11 triliun.

"Daripada Jakarta mengalami kerugian terus menerus akibat banjir, harus segera dibangun deep tunnel ini. Kalau Jakarta sebagai ibukota Indonesia saja mengalami banjir, bagaimana dengan penyelesaian masalah banjir di daerah lainnya," ujarnya.

Mengenai Jakarta yang sering mengalami gempa, Firdaus mencontohkan Jepang yang membangun deep tunnel di negara yang intensitas gempanya tinggi, 2 kali sehari. "Kami akan menaruh mesin ini secara horizontal bukan secara vertikal agar bisna mengikuti gerakan tanah saat gempa terjadi," katanya.

Dia juga yakin deep tunnel ini dapat dibangun di tanah Jakarta yang lunak ini. Menurutnya, deep tunnel yang dibangun di Jakarta dengan menggunakan teknologi yang digunakan. "Mau tanahnya lunak, lembek sekalipun kaya lumpur, tetap saja bisa digunakan dengan mesin teknologi yang tinggi. Ini sudah ada teorinya sehingga tidak usah khawatir," jelasnya.

Firdaus pun memberikan contoh negara yang punya tanah lunak dan membangun deep tunel seperti salah satu bagian daerah di Boston dan Chicago Amerika Serikat, Shanghai, dan Kuala Lumpur.

Pengamat tata ruang dari Universitas Trisakti Nirwana Yoga mengatakan pembangunan deep tunnel ini harus memiliki terlebih dahulu master plan ruang bawah tanah mengingat tata ruang bawah tanah Jakarta sangatlah buruk. "Kalau atasnya rusak dan bawahnya (tanah) juga ikut rusak akan sangat membahayakan," ujarnya.

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna juga menyetujui tidak dibangunnya proyek deep tunnel ini mengingat tanah yang dimiliki Jakarta adalah tanah yang lunak. "Deep tunnel bisa dibangun di Malaysia karena tanah mereka karst," katanya.

Seperti diketahui, deep tunnel yang akan dibangun di Jakarta berbeda dengan negara Malaysia, Jepang, maupun Jerman. Di Jakarta, deep tunnel tidak hanya berfungsi sebagai pengendali banjir, namun berfungsi sebagai saluran air limbah kota dan pengolahannya, tempat pengaliran air bersih bawah tanah, jaringan utilitas kota [serat optik dan kabel listrik], dan bahkan sebagai jalan tol.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler