Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Optimistis ERP Bisa Kurangi Kemacetan

Pemprov DKI optimis penerapan electronic road pricing (ERP) di Jakarta pada tahun depan dapat mengurangi kemacetan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI optimis penerapan electronic road pricing (ERP) di Jakarta pada tahun depan dapat mengurangi kemacetan.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan dengan adanya ERP ini akan membuat warga yang datang dari luar Jakarta tidak menggunakan kendaraan pribadinya.

"ERP pasti berhasil. Ini sistem bukan saya yang ciptakan tetapi dikaji pola transportasi makro dan seluruh dunia pakai sistem itu," ujarnya di Balai Kota, Rabu (11/6/2014).

Dalam kajian pola transportasi makro tersebut, lanjutnya, ERP dapat mengontrol kendaraan di suatu jalan apabila selama 1 jam dilalui lebih dari 1.500 kendaraan roda empat.

"Erp itu bukan bagian hanya terima duit tetapi kontrol jumlah kendaraan yang lewat," ucapnya.

Pria yang kerap disapa Ahok ini menuturkan masih menunggu pihak swasta menawarkan  jangka waktu pembayaran ERP sebab investasi ERP ini ditanggung oleh pihak swasta.

"Kami pakai alat teknologi yang paling maju dan digunain di Singapura. Ini masih menunggu swasta tawarkan ke kami bayar hutangnya berapa lama karena investasi ERP dari mereka," katanya

Selain penerapan ERP, Mantan Bupati Belitung Timur ini tetap akan bekerja sama dengan pemerintah daerah sekitar Jakarta untuk mengurangi kendaraan pribadi yang masuk ke DKI.

"Kami sudah mulai mengoperasikan bus ke daerah sekitar. Kami juga meminta kepada Jasa Marga agar dapat menggunakan bahu jalan untuk bus dari Bogor, Depok, Bekasi yang masuk ke Jakarta," tuturnya

Kendati demikian, dia mengeluhkan kendala pengoperasian armada bus yang terintegrasi dengan daerah sekitar Jakarta seperti Bogor,Bekasi, Depok, dan Tangerang.

Pasalnya, supir angkutan umum di daerah tersebut menolak adanya armada bus yang dioperasikan Pemprov DKI untuk mengangkut penumpang dari luar daerah Jakarta menuju ibukota.

Para supir angkutan umum tersebut menganggap adanya angkutan tambahan dengan jarak trayek yang jauh dapat menurunkan pendapatan dam bahkan mematikan trayek mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper