Bisnis.com, JAKARTA -- Bonus demografi berupa jumlah tenaga kerja produktif di DKI Jakarta bisa saja menghilang jika Pemprov salah urus.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada 2025 diperkirakan Ibu Kota akan kehilangan bonus demografi yang sudah didapatkan sejak tahun 2000.
Kepala BPS DKI Nyoto Widodo mengatakan jika Pemerintah Provinsi DKI tidak memiliki kebijakan yang menjamin keberlangsungan bonus demografi, maka dapat dipastikan Jakarta akan kehilangan tenaga kerja.
"Asumsinya jika pemerintah tidak melakukan langkah-langkah yang menjamin keberlangsungan bonus demografi, maka pada 2025 bonus demografi itu akan hilang," katanya di Gedung BPS DKI, Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Bonus demografi merupakan peluang yang bisa dinikmati oleh suatu daerah karena besarnya proporsi penduduk usia produktif, yakni usia 15 hingga 64 tahun.
BPS memprediksi angka beban ketergantungan penduduk usia produktif hingga 2020 terus merangkak naik.
Pada 2013 angka Dependency Ratio (DR) sebesar 38,69. Sedangkan pada 2020 mencapai 41,90.
Semakin besar angka DR, maka semakin besar beban tanggungan usia produktif.
Selain itu, Jakarta yang menjadi primadona kaum urban bisa digeser oleh keberadaan kota-kota lain sekitarnya yang menawarkan pilihan lebih baik.
"Karena perkembangan Jakarta sudah mencapai titik jenuh dan daerah-daerah penyangga bisa menjadi daerah rivalitas Jakarta yang menyedot tenaga kerja," pungkas Nyoto.