Bisnis.com, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membahas penanganan banjir Jakarta bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada hari Rabu (11/2/2015). Rapat yang membahas penanganan banjir itu akan dimulai pukul 15.00.
SIMAK: Inilah Markas Mata-mata di Negara Adikuasa
Keduanya pernah menjadi rekan dalam mengatasi banjir Jakarta kala Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI dan Ahok wakilnya. Namun ada perbedaan gaya dalam menangani banjir pada era Jokowi dan Ahok.
Periode Jokowi:
1. Joko Widodo, dua bulan setelah menjabat Gubernur DKI Jakarta, langsung menghadapi banjir yang cukup besar. Pada 22 Desember 2012, banjir besar melanda ruas jalan utama, seperti Jalan Sudirman-Thamrin dan daerah Grogol.
Penyebabnya, gorong-gorong di daerah itu sudah tidak memadai. “Hujan deras sebentar saja air sudah menggenang,” kata Jokowi, Desember 2012. Menurut dia, pengerukan harus dilakukan untuk menormalkan fungsi gorong-gorong.
SIMAK: Tips Melakukan Perjalanan Romantis di Berbagai Negara
2. Jokowi menyiapkan dana tanggap darurat sebesar Rp 5 triliun. Dana itu diambil dari sisa uang yang dimiliki pemerintah DKI tahun 2012. Rencananya, dana tersebut digunakan untuk mengatasi banjir secara bertahap, seperti pembuatan sumur resapan dan pengerukan sungai.
3. Jokowi mencanangkan pembuatan The Stormwater Management and Road Tunnel (SMART Tunnel) alias gorong-gorong raksasa. Jokowi waktu itu menjelaskan program tersebut sudah memiliki cetak biru, tapi membutuhkan terobosan. “Kalau terus-terusan bertumpu pada cetak biru dan tidak ada terobosan, sampai kapan mau menunggu dan terus kebanjiran?” katanya kepada wartawan saat memeriksa gorong-gorong di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Desember 2012.
4. Belum sempat istirahat, Januari 2013, Jakarta kembali dilanda banjir. Banjir yang terjadi pada hari ke-93 kepemimpinan Jokowi di Jakarta itu terjadi lebih besar dibandingkan pada 2012. Jokowi pun mengadakan pertemuan dengan Boediono, yang kala itu menjabat wakil presiden, untuk meminta bantuan pusat mengatasi banjir Jakarta.
5. Banjir semakin besar ketika tanggul Latuharhary jebol dan menerjang daerah Thamrin dan Bundaran HI. Sedangkan di Pluit, pompa air sudah terendam dan tidak berfungsi. Waktu itu, 17 Januari 2013, Jokowi langsung mengadakan rapat darurat yang dihadiri Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta. Rapat memutuskan status tanggap darurat.
BACA JUGA:
Astaga, Ini 10 Benda Gila yang Dicuri dari Hotel