Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan penyedia perangkat keras dan layanan telekomunikasi Ericsson menilai penerapan konsep smart city di Indonesia harus bersifat menyeluruh.
Setiap lembaga, baik pemerintah maupun perusahaan swasta harus bersinergi dalam hal pembagian data, sehingga perwujudan smart city bisa diterjemahkan di seluruh sektor, mulai dari lalu lintas, infrastrukur, hingga pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memudahkan masyarakat perkotaan.
Stephanie Huf, Head of Marketing and Commmunications—Industry and Society Ericsson mengatakan, hingga saat ini, di Jakarta khususnya pembagian data antar-lembaga masih belum maksimal, sehingga penerapannya tidak menyeluruh.
“Jadi saya lihat seperti di Jakarta dan kota seluruhnya, penerapan smart city harus bersifat menyeluruh. Untuk penerapannya, tidak hanya untuk transportasi atau infrastruktur saja tetapi bersifat menyeluruh. Ini yang menjadi tantangannya sehingga hal ini harus diselesaikan dengan baik. Selain itu, saya melihat sistem pelayanan publik di Jakarta juga masih berjalan sendiri-sendiri,” ujar Stephanie, Selasa (9/6/2015).
Integrasi
Dia menilai, jika ingin menjalankan konsep tersebut harus terintegrasi dari beragam sektor sehingga pengawasan data dan pelayanan bisa berjalan secara bersamaan.
Terkait pelaksanaan konsep smart city di Indonesia, Ericsson siap bekerjasama dengan pihak-pihak-pihak terkait untuk penyediaan jaringan internet ke publik. Sementara, untuk fokus pemasaran lebih difokuskan kepada penyediaan infrastruktur jaringan internet, seperti yang selama ini sudah dilakukan.
Ericsson optimistis, jika smart city dijalankan akan membawa banyak keuntungan ekonomi diantaranya penyediaan lapangan kerja mendorong produk domestik bruto, mengoptimalkan konsumsi energi, dan menyediakan e-services.