Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPMP Nilai JakPro & Dharma Jaya Paling Butuh PMP

Kepala Badan Penanaman Modal Pemerintah (BPMP) DKI Jakarta Catur Laswanto menyatakan BUMD yang sangat memerlukan penyertaan modal pemerintah (PMP) adalah BUMD yang melakukan pembangunan jangka panjang seperti PT Jakarta Propertindo (JakPro) dan PD Dharma Jaya.
Ilustrasi
Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Penanaman Modal Pemerintah (BPMP) DKI Jakarta Catur Laswanto menyatakan BUMD yang sangat memerlukan penyertaan modal pemerintah (PMP) adalah BUMD yang melakukan pembangunan jangka panjang seperti PT Jakarta Propertindo (JakPro) dan PD Dharma Jaya.
Catur memandang saat ini JakPro mendapatkan banyak mandat pembangunan, beberapa di antaranya adalah pembangunan light rapid transit (LRT) dan Wisma Atlet.
"JakPro mendapatkan banyak tanggung jawab, misalnya untuk membangun LRT, Wisma Atlet, Rusunawa, membangun kawasan pasokan gas, termasuk pembangunan jalan tol," tuturnya kepada Bisnis.com, Senin (15/6/2015).
Di sisi lain, BUMD ketahanan pangan, PD Dharma Jaya harus mampu menciptakan ketahanan pangan di bidang daging. Catur berpendapat ketahanan pangan daging memakan waktu yang cukup lama.
"Karena untuk mencari bibit inseminasi saja, demi mencapai fase itu dibutuhkan waktu tahunan. Bibit unggul baru didapatkan setelah memakan waktu tiga tahun. Itu masih belum menghitung waktu mendapatkan bibit anak-anaknya," ungkap Catur.
Saat ini Indonesia belum memiliki bibit unggul yang bisa menghasilkan sapi dengan kualitas terbaik. Hal ini masih diperparah dengan kondisi peternakan sapi di Indonesia dikelola oleh peternak kecil yang belum memiliki kemampuan mensuplai daging.
"Ini yang menyebabkan DKI bekerjasama dengan Pemprov NTT untuk membangun peternakan sapi luas di NTT dimana peternaka itu akan mengelola pembibitannya, perkembangbiakkannya, hal ini mengingat kita tidak bisa terus menerus mengimpor dafing," ujarnya.
Menurut Catur pengelolaan daging sangat sulit jika harus diserahkan kepada swasta. Pasalnya pengelolaan ketahanan daging jika diserahkan kepada swasta dikhawatirkan akan lebih mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper