Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengembangan Modal dan Promosi (BPMP) DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan PT Jakpro akan membeli sisa saham di PT Food Station Tjipinang Jaya dalam waktu dekat.
"Para pemilik 57 lembar saham tersebut sudah setuju [menjual sahamnya]. Sekarang tinggal kesiapan Jakpro untuk menyelesaikan pembelian," katanya seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Food Station Tjipinang, Selasa (7/7/2015).
Dia menuturkan ke depannya Pemprov DKI ingin menguasai saham di PT Food Station Tjipinang Jaya secara penuh alias 100%. Hal ini dilakukan agar pemerintah dapat mengatur stok beras di pasar-pasar di Ibu Kota.
Terkait fungsi buffer stock, dia tak menampik bahwa status PT Food Station Tjipinang Jaya tak berbeda dengan Bulog. Meski begitu, dia berjanji untuk bersinergi dengan institusi pemerintah pusat tersebut.
Dia menilai keberadaan Bulog saat ini ternyata belum mampu mengendalikan gejolak harga beras di pasar. "Pemprov DKI ingin berperan lebih dalam untuk menstabilkan harga komoditas pangan, khususnya beras. Nanti PT Food Station Tjipinang Jaya akan berkoordinasi dengan Bulog," paparnya.
Berdasarkan data yang diterima Bisnis, saat ini Pemprov DKI memiliki 75% saham di PT Food Station Tjipinang. Sementara itu, saham minoritas di BUMD tersebut dimiliki oleh 17 orang investor dengan total saham sebanyak 76 lembar. Harga per lembar saham berkisar Rp1,058 miliar.
Pemprov DKI berambisi menjadikan PT Food Station Tjipinang Jaya sebagai penyangga (buffer stok) secara penuh. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya berorientasi mencari keuntungan (profit making) tetapi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan beras.