Bisnis.com, JAKARTA- Ketika Idul Fitri, kebiasaan yang sering dilakukan warga selain bersilaturahmi adalah mengunjungi pemakaman pihak keluarga yang telah meninggal.
Pantuan Bisnis.com, TPU Karet dan TPU Karet Bivak, yang terletak di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, sudah dipadati peziarah sejak hari H Lebaran,Jumat 917/7/2015), begitu juga pada H+1 lebaran, Sabtu (18/7/2015).
Kepadatan peziarah yang datang hingga menyebabkan kemacetan pada ruas jalan di depan pemakaman, pasalnya sejumlah lajur jalan digunakan untuk parkir kendaraan peziarah, dari yang biasanya terdapat 4 lajur untuk lewat kendaraan, hanya tersia 1 - 2 lajur saja.
Hal tersebut nampaknya dilakukan para juru parkir lantaran jalanan Ibu Kota saat ini masih terbilang lengang untuk ruas ruas jalan tertentu.
Para peziarah mulai memadati TPU sejak pukul 09.00 WIB, silih berganti para peziarah datang, hingga sore ini pukul 15:00 WIB masih nampak ramai.
Menurut peziarah yang enggan disebutkan namanya, kegiatan ziarah tersebut merupakan agenda rutin dirinya dan keluarga besarnya untuk mendoakan para pendahulunya.
"Kalau Lebaran kami rutin ke sini, ada makam keluarga kami di sini," tuturnya, Sabtu (18/7/2015).
Selain itu, banyak pula warga yang datang untuk berziarah ke makam Ustad jeffry Al Buchori. Utad besar di mana pada pemakamannya beberapa tahun lalu dihantarkan oleh ribuan umat muslim yang merasa kehilangan pendakwah besar.
Ramainya tempat pemakaman umum tersebut, baik anak-anak hingga dewasa, dimanfaatkan para pedagang kaki lima untuk menjajakan dagangannya, termasuk para penjual bunga, yang biasanya digunakan untuk ditaburkan alias 'nyekar' di makam keluarganya tersebut.
Selain itu, juga menjadi rezeki musiman bagi warga sekitar yang memanfaatkannya untuk menjadi juru parkir dadakan serta para pembersih makam turut menjajakan jasanya kepada peziarah yang datang.
Namun demikian, Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Jakarta Pusat, Themy Putra mengimbau agar bagi peziarah yang datang tetap menjaga kebersihan areal makam.
Selain itu pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan suku dinas sosial untuk melakukan penghalauan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di areal makam, seperti pengemis, yang biasanya juga muncul saat-saat seperti ini.
"Petugas diperlukan untuk menghalau PMKS, tapi kesadaran warga untuk tetap menjaga kebersihan area makam tetap diperlukan," katanya.