Bisnis.com, JAKARTA - Momentum libur Idulfitri tahun ini ternyata tidak mampu mengerek tingkat hunian kamar (okupansi) hotel di DKI Jakarta.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Krishandi mengatakan persentase okupansi di hotel-hotel di Ibu Kota pada periode libur Lebaran hanya 50%-60%.
"Jakarta itu kan kota bisnis, jadi kalau libur Lebaran begini ya pebisnis justru libur. Imbasnya terasa ke penurunan okupansi serta pemesanan ruangan untuk rapat atau kegiatan lainnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (22/7/2015).
Dia menuturkan para pengelola hotel berbintang di Jakarta hanya mengandalkan pada masyarakat yang menghabiskan waktu liburan tanpa keluar kota atau warga yang ditinggal oleh asisten rumah tangganya untuk mudik ke kampung halaman.
Kendati demikian, jumlah anggota masyarakat umum tidak sebanyak kalangan pengusaha atau institusi yang biasa memesan kamar hotel untuk keperluan berbisnis.
Selain itu, Krishandi mengatakan perlambatan ekonomi dan aturan pembatasan rapat dan kegiatan pemerintah di hotel turut menggerus tingkat hunian kamar hotel di Ibu Kota.
Hal tesebut ditambah dengan belum maksimalnya penerapan aturan bebas visa bagi beberapa negara untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Realisasi kuartal I dan II sangat berat bagi pengelola hotel. Saat ini, kami berharap pemerintah bisa mengembalikan iklim perekonomian di Jakarta lebih positif sehingga jumlah pebisnis yang menginap di hotel semakin banyak," paparnya.