Bisnis.com, TANGERANG—Kinerja perdagangan produk nonmigas di Provinsi Banten ke China saling bertolak belakang antara ekspor dan impor.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi menjelaskan sejalan dengan perlambatan pasar di China, realisasi ekspor pada Juni turun sekitar 15,6% menjadi US$68,83 juta, sedangkan pada Mei masih mencapai US$81,50 juta.
Sementara itu, realisasi impor nilainya membengkak terdorong depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Impor dari China tercatat US$143,52 juta pada Juni, pada bulan sebelumnya US$87,99 juta atau naik sekitar 62%.
“Kami prediksikan impor pada Juli turun seiring dengan pergerakan kurs,” ucap Suhaimi, Rabu (5/8/2015).
Peningkatan impor migas maupun nonmigas, menurutnya, tidak hanya terpengaruh stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kemungkinan pula dipengaruhi penurunan harga kedua komoditas ini di pasar perdagangan internasional.
Suhaimi menyatakan secara keseluruhan impor barang di sektor nonmigas membengkak.
Apabila pada Mei Mei US$640,34 juta maka pada bulan keenam terjadi kenaikan 17,66% menjadi US$753,45 juta. Adapun realisasi kumulatif selama semester pertama US$4,19 miliar.