Bisnis.com, TANGERANG— Firasat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan yang dirasakan (diketahui) akan terjadi sesudah melihat gelagat.
Dengan kata lain, dengan berdasar pada definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, dengan adanya firasat itu kita dapat mengetahui atau merasakan keadaan yang akan terjadi pada waktu mendatang. Caranya adalah dengan mengamati gelagat yang ada.
Seorang ibu bisa merasakan kejadian buruk akan menimpa anaknya. Firasat ibu ini dirasakan setelah piring yang sedang dipegangnya tetiba jatuh. Ternyata betul, si anak kecelakaan sepeda motor. Pokoknya kejadiannya seperti dalam adegan sinetron.
Tokoh ibu tersebut semacam sosok yang bertugas mengayomi anak. Ada hubungan batiniah yang kental di antara mereka. Bukan hanya sebagai seorang pengayom tetapi juga pengarah bahkan mungkin pelindung.
Kini, anggaplah Bank Indonesia perwakilan provinsi menjadi si ibu, anaknya ialah provinsi yang diwakili.
Dalam kaitannya dengan Banten, Bank Indonesia (BI) Banten pun dapat merasakan seperti apakah tumbuh kembang anaknya, Provinsi Banten, selama triwulan II/2015 sebelum periode ini tiba.
Dalam sinetron, mayoritas firasat sesuai dengan kenyataan. Tetapi yang kita jalani adalah realita, bukan layar kaca. Memercayai firasat bukan dosa tetapi juga tak perlu bingung jikalau kenyataan berkata lain.
Terkait Banten, BI memperkirakan pada April - Juni 2015 pertumbuhan ekonomi Banten lebih baik ketimbang triwulan I/2015. Kisarannya dipercayai menyentuh 5,52% sampai dengan 6,01% (year on year / yoy) dengan bias ke bawah.
Sayangnya, angka itu disebutkan di dunia nyata, bukan di dalam sinetron.
Hasilnya, realisasi dan perkiraan bertolak belakang.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir kumulatif pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan kedua cuma 5,26% (yoy).
"Prospek pertumbuhan ekonomi triwulan kedua sebetulnya kami perkirakan lebih tinggi daripada triwulan pertama," kata Kepala Perwakilan BI Banten Budiharto Setyawan.
