Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan maraknya ojek berbasis aplikasi menjadi salah satu faktor yang mendorong penurunan angka kemiskinan di Ibu Kota.
"Angka kemiskinan Maret 2015 turun jika dibandingkan dengan September 2014. Ini karena bergeraknya sektor-sektor informal, misalnya pertumbuhan bisnis kuliner dan banyaknya warga yang beralih pekerjaan sebagai tukang ojek berbasis aplikasi," ujarnya di Kantor BPS DKI, Kamis (1/10/2015).
Berdasarkan data BPS DKI, angka kemiskinan di Ibu Kota pada Maret 2015 sebesar 398,92 ribu orang atau 3,93% dari total penduduk Jakarta. Jumlah ini berkurang jika dibandingkan angka kemiskinan pada September 2014 yang mencapai 412,79 ribu orang atau 4,09%.
"Banyaknya ojek online juga berpengaruh. Meskipun ternyata dipermasalahkan. Namun, secara ekonomi itu mampu mendongkrak pertumbuhan. Coba saja bayangkan ada berapa ribu orang yang sekarang bernaung di bawah Gojek, Grab Bike, dan ojek aplikasi lainnya," imbuhnya.
Meski demikian, dia berharap Pemprov DKI tak lupa untuk meningkatkan geliat di sektor formal, khususnya penambahan lapangan kerja.
"Sekarang ini yang jadi tulang punggung sektor informal. Harusnya kan pemerintah perbaiki kondisi di sektor formal jika ingin perekonomian bergerak," kata Nyoto.