Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta Dody Rudyanto mengatakan, nilai impor Januari-September 2015 mengalami penurunan terbesar di golongan komoditas barang bahan baku dan penolong.
BPS DKI Jakarta mencatat, semua golongan komoditi mengalami penurunan impor. Adapun golongan penggunaan barang konsumsi mengalami penurunan 14,75%; golongan penggunaan barang bahan baku dan penolong 13,48%. Sementara barang modal mengalami penurunan 23,09%.
"Meskipun begitu, masih ada lima komoditi yang persentasenya diatas 5% antara lain; mesin-mesin atau pesawat mekanik 17,94%, mesin dan peralatan listrik 15,53%, kendaraan dan bagiannya 6,95%, plastik dan barang dari plastik 6,40%, serta besi dan baja 5,13%," jelas Dody di Kantor BPS DKI, Senin (2/11/2015).
Ada 8 golongan barang utama impor melalui DKI Jakarta yang mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2015. Penurunan terbesar terjadi pada beberapa komoditi antara lain; mesin-mesin pesawat mekanik US$104,87 juta,.
Selanjutnya kendaraan dan bagiannya US$66,72 juta, plastik dan barang plastik US$52,65 juta, bahan bakar mineral US$18,69 juta, tembagamUS$15,26 juta, mesin atau peralatan listrik US$14,87 juta, bahan kimia organik US$8,00 juta, dan perangkat optik US$0,90 juta.
"Meskipun mengalami penurunan, ada tiga negara yang masih besar melakukan impor lewat DKI Jakarta yakni dari Tiongkok 23,79%, berikutnya Jepang 14,42%, dan terakhir Thailand 8,49%," kata Dody.