Bisnis.com, TANGSEL-Pemerintah Kota Tangerang Selatan diperkirakan mengalami kesulitan dalam menekan pertumbuhan jumlah penduduknya dari 3,34% akibat maraknya bisnis properti yang berpotensi mendatangkan warga baru.
Maraknya bisnis properti di wilayah Tangsel, terutama pembangunan perumahan skala kecil berupa klaster dan apartemen dengan ribuan unit huniannya, justru akan mempercepat laju pertumbuhan penduduk.
Subhan, dosen perguruan tinggi swasta di Tangsel, mengatakan tempat hunian baru yang terus dibangun, baik apartemen maupun perumahan klaster, mendatangkan banyak warga baru dari daerah lain di luar Tangsel.
Memang, bisa saja kehadiran warga baru itu tidak menjadi penyebab bertambahnya jumlah penduduk Tangsel, jika mereka tidak mengubah data kependudukannya dengan mempertahankan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) dari daerah asalnya.
“Tetapi, kehadiran warga baru itu walaupun tidak mencatatkan diri di Tangsel, tetap saja akan menjadi beban bagi kota Tangsel, karena mereka akan menggunakan infrastuktur yang ada Tangsel,” katanya, Kamis (7/1/2016).
Sebelumnya, Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangsel, berharap pertumbuhan penduduk dapat ditekan dari yang sekarang mencapai 3,34% dalam satu hingga dua tahun mendatang.
“Pertumbuhan penduduk yang sekarang mencapai 3,34% harus dapat dikendalikan,” ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangsel, jumlah penduduk pada 2014 sebanyak 1.492.999 jiwa meningkat cukup tinggi sekitar 3,34% pada 2015 menjadi 1.543.209 jiwa.