Bisnis.com, JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS) DKI mulai melaksanakan kegiatan Sensus Ekonomi 2016 dengan metode pengumpulan data dari pintu ke pintu (door to door).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta warga Ibu Kota tidak mempersulit kerja petugas sensus untuk menghimpun data yang dibutuhkan pemerintah.
"Masyarakat Jakarta harus bantu mensukseskan program ini. Buka pintu rumah dan berikan data yang akurat kepada petugas sensus. Ini berlaku untuk penguhuni rumah, kantor, rusunawa, dan apartemen," katanya, Selasa (3/5/2016).
Dia menuturkan akan menginstruksikan kepada lurah dan camat untuk membantu sosialisasi kegiatan Sensus Ekonomi 2016 kepada warga Jakarta.
Mantan Wali Kota Blitar tersebut juga mengigatkan agar masing-masing lurah dan camat melaporkan segala sesuatu yang terjadi di wilayahnya.
"Saya minta ke lurah dan camat melapor jika ada warga yang menolak di sensus. Hukumnya wajib, apalagi mereka yang benar-benar punya usaha. Pemerintah akan kawal kinerja BPS DKI," jelasnya.
Data yang dihimpun petugas BPS DKI, kata Djarot, nantinya dapat dijadikan sebagai acuan Pemprov DKI Jakarta untuk menyusun kebijakan yang terkait dengan perekonomian masyarakat.
Selain berguna untuk pemerintah, hasil sensus tersebut tentu akan sangat bermanfaat bagi dunia usaha. Khususnya para pengusaha yang berbisnis di Jakarta.
"Kami sangat percaya data BPS. Ini paling valid. Makanya pengusaha dan warga harus bantu. Kami gak bisa kerja sendirian," imbuhnya.
Kegiatan Sensus Ekonomi 2016 dilaksanakan dalam beberapa tahapan yakni mulai dari kegiatan perencanaan dan persiapan pada 2014-2015, pelaksanaan listing/pendaftaran perusahaan/usaha ditahun 2016 sampai dengan kegiatan penyajian dan diseminasi hasil pada tahun 2018 yang akan datang.
Sensus Ekonomi 2016 merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan, di mana seluruh informasi yang dikumpulkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang performa dan struktur ekonomi suatu wilayah.
