Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan bahwa kerugian meteriil yang timbul akibat terbakarnya Pasar Senen, Jakarta Pusat mencapai Rp101,2 miliar, dengan total jumlah kios yang terbakar diperkirakan sebanyak 1.012 unit.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan bahwa rata-rata kerugian dari terbakarnya kios yang ada di Pasar Senen Jakarta Pusat tersebut kurang lebih sebanyak Rp100 juta per unit. Namun, angka tersebut masih bisa bertambah.
"Rata-rata, untuk setiap kios yang terbakar mengalami kerugian minimal Rp100 juta. Namun, kami pastikan bahwa kerugian yang timbul tidak kecil dan masih bisa bertambah sampai api benar benar bisa dipadamkan," kata Abdullah, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Kamis (19/1/2017).
--------------------------------------------------------------------
BACA JUGA
- Kebakaran Pasar Senen: Pemprov DKI Pastikan Pedagang Bisa Jualan Lagi
- Kebakaran Pasar Senen, Sumarsono: Jangan Sampai Ada Penjarahan
- Pasar Senen Kebakaran: Perhatikan Rekayasa Arus Lalin Ini Agar Tak Terjebak Kemacetan
- Kebakaran Pasar Senen: Api Sudah Melahap 80 Persen Bangunan
- Pasar Senen Dilalap Api, Ratusan Kion Ludes
- -----------------------------------------------------------------
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDP) Provinsi DKI Jakarta, hingga saat ini total kios yang terbakar mencapai 1.012 unit. IKAPPI menurunkan tim investigasi bersama para pedagang Pasar Senen, untuk membantu pemadaman dan mengumpulkan data serta saksi mata terkait musibah tersebut.
DPP IKAPPI mengeluarkan lima rekomendasi awal untuk korban kebakaran Pasar Senen Jakarta Pusat. Pemerintah diharapkan menambah armada Pemadam Kebakaran untuk mempercepat proses pemadaman dan pendinginan, termasuk mengisolasi blok pasar yang masih aman dari api.
Pemerintah DKI Jakarta segera melakukan pendataan kepada seluruh pedagang yang menjadi korban kebakaran.
"Pendataan tersebut meliputi jumlah kerugian, dan memastikan seluruh pedagang terdata dengan baik. Selain itu, menurunkan tim psikologis dan kesehatan," tutur Abdullah.
Dalam rekomendasi tersebut, Pemerintah DKI Jakarta dapat mengambil alih penanganan dan pengelolaan blok I dan II Pasar Senen Jakarta Pusat dari pengelola PT Pembangunan Jaya, untuk mempercepat koordinasi dan penanganan korban kebakaran.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta wajib mengupayakan dan memastikan percepatan pembangunan tempat berdagang sementara atau penampungan di lokasi Senen, Jakarta Pusat, dengan tidak memungut biaya dari para pedagang yang menjadi korban kebakaran tersebut.
Tercatat, kebakaran Pasar Senen Jakarta Pusat sudah terjadi sembilan kali sejak 1974. Pada 15 Januari 1974, kebakaran melanda pasar tersebut dan dikenal dengan sebutan Malapetaka 15 Januari (Malari). Kebakaran kembali terjadi pada 23 November 1996, dan menghanguskan 750 kios di Blok IV dan V.
Pasar Senen kembali mengalami kebakaran pada 27 Januari 2003. Kali ini si jago merah melalap 300 kios yang berada di Blok IV dan Blok IV B. Kemudian, pada 23 Maret 2009, 11 Maret 2010 yang melalap 2.337 kios, 25 April 2014, dan menghanguskan 3.000 kios.
Pada 19 September 2016, kebakaran terjadi di Pasar Poncol yang masih dalam kawasan Pasar Senen. Kemudian, pada 15 November 2016dan 19 Januari 2017dan terjadi di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada Kamis dini hari.