Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kerugian dari merokok, PT Transjakarta bekerja sama dengan Komnas Pengendalian Tembakau hiasi armada bus dengan iklan layanan masyarakat "Ngerokok Cuma Bakar Uang".
Bersamaan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, PT Transjakarta meluncurkan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengingatkan kembali merokok sama dengan membakar uang.
Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau, Prijo Sidipratomo, berpesan beberapa waktu lalu pada rapat kerja kesehatan 2017 dengan Presiden Joko Widodo, "Iklan layanan masyarakat yang kami buat kami buat ini untuk mengingatkan masyarakat bahwa merokok itu sangat sia-sia. Masyarakat Indonesia harus pandai memilih prioritas dalam hidupnya sehingga bukannya memilih membelanjakan uangnya untuk rokok, tapi untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat."
Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih mencapai 11,13% atau sekitar 28,51 juta (per September 2015). Ironisnya komoditi nomor dua tertinggi yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan setelah beras adalah rokok kretek filter.
Konsumsi rokok adalah faktor utama risiko penyakit penyebab kematian seperti jantung, gagal ginjal kronik, kanker dan stroke. Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit penyebab kematian tersebut mencapai 23,9% dari total biaya pelayanan kesehatan atau sekitar Rp13,6 triliun.
Lembaga Demografi Universitas Indonesia juga pernah merilis hasil riset bahwa biaya konsumsi rokok pada keluarga miskin sangat besar, yaitu 14 kali biaya konsumsi daging, 11 kali biaya kesehatan dan tujuh kali biaya pendidikan. Sangat disayangkan bahwa prioritas pengeluaran keluarga merupakan konsumsi yang merugikan, bukan yang meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Baca Juga
Untuk itu iklan layanan masyarakat ini diharapkan efektif untuk menekan jumlah kematian dari penyakit yang disebabkan oleh rokok dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Saat ini sudah ada 21 armada bus Transjakarta yang dipasangi iklan dan tersebar di beberapa koridor Transjakarta. Menurut Budi Kaliwono, Direktur Utama PT Transjakarta ada 1 bus panjang, 10 bus single dan 10 bus khusus wanita yang sudah dipengkapi dengan iklan layanan masyarakat tersebut.
Budi mengatakan, "Kami sangat setuju dengan kampanye ini. Masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jakarta, harus bisa bebas dari garis kemiskinan. Kalau konsumsi rokok cuma membuat kuta bertambah miskin, kenapa merokok?"
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah, optimis iklan layanan masyarakat ini efeknya akan meluas karena iklan bergerak akan terlihat oleh masyarakat banyak.
"Kalo kesadaran ini dimiliki oleh semua masyarakat, uangnya visa untuk sekolah anaknya atau untuk meningkatkan kualitas pangan keluarganya sehingga keadaan sosial-ekonomi mereka bisa meningkat," ujar Saefullah di Balai Kota, Selasa (6/6).
Pesan-pesan yang kreatif dinilai efektif untuk dicermati dan dijadikan bahan pembelajarab dalam peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kerugian dan bahaya dari merokok.