Bisnis.com, JAKARTA -- Anggaran pengerjaan pelebaran jalur pejalan kaki di DKI Jakarta sebesar Rp400 miliar hanya dapat tereksekusi dengan kontrak vendor Rp300 miliar.
Hal ini menyebabkan adanya pengurangan target pengerjaan jalur pejalan kaki dari 100 km menjadi hanya 80 km.
Yusmada Faizal, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, mengatakan pihaknya kekurangan vendor yang lolos sistem katalog yang diadakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa dan Pemerintahan.
"Vendor untuk trotoar saat ini ada 10, vendor ducting hanya ada tiga. Jadi nanti bisa saja ada trotoar yang ductingnya belum [belum rampung]," ujarnya di Balai Kota, Senin (11/9/2017).
Dia mengatakan pihaknya sedang mengusahakan percepatan kerjasama dengan vendor dan penyedia jasa provider komunikasi terkait pengadaan ducting di setiap jalur pedestrian.
"Sementara ini kan saya hanya bikin surat permintaan, permohonan, peringatan, tolong dong bangun [saluran] kabel baru," tukasnya.
Proses pengadaan ducting sendiri melalui beberapa tahap, sebelum pembongkaran saluran lama harus terlebih dulu dipasang saluran baru di dalam jalur ducting.
Yusmada mengatakan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat telah memberikan arahan agar segera dibuat nota kesepahaman antara Pemprov dengan operator utilitas untuk mempercepat proses pengadaan saluran kabel baru.
Sejak 2016, sudah ada sejumlah jalur pedestrian yang selesai dibangun seperti di kawasan Melawai, Rawamangun, Muara Karang, dan Tanah Abang namun baru kawasan Tanah Abang yang sudah dilengkapi dengan fasilitas ducting meskipun ruasnya masih sangat kecil.
Adapun untuk tahun ini, Dinas Bina Marga mengerjakan pembangunan jalur pedestrian yang akan dilengkapi dengan ducting di kawasan Lapangan Banteng, Pasar Baru, Palmerah, Kyai Tapa, Jatinegara Timur dan Kawasan Kota Tua.