Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Pariwisata DKI Tinia Budiarti mengatakan belum bisa memastikan berapa besar kerugian yang ditanggung pemerintah akibat terbakarnya Museum Bahari pada Selasa (16/1/2018).
Namun, Tinia memprediksi nilai kerugian tersebut terbilang besar lantaran yang terbakar adalah benda sejarah.
"Wah, enggak bisa [dihitung kerugiannya]. Bisa tak terhingga apalagi dengan bangunan berusia lebih dari 300 tahun. Museum itu berdiri pada 1771," katanya, Rabu (17/1/2018).
Tinia menuturkan pihak Pemprov DKI kesulitan menaksir nilai aset yang ada di Museum Bahari. Sebagai contoh, nilai kayu yang ada saat ini tentu berbeda jauh dengan kayu yang sudah ada sejak 300 tahun yang lalu yang ada di museum yang terletak di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara tersebut.
"Yang besar itu kan nilai sejarah yang ada di bangunan dan benda-benda koleksi museum. Mudah-mudahan kejadian ini membuat kita lebih peduli akan bangunan cagar budaya," imbuhnya.
Dia menambahkan Pemprov DKI sudah mengasuransikan Museum Bahari, khususnya koleksi yang ada di sana. Meski demikian, dia tak mengetahui apakah bangunan museum turut diasuransikan kepada pihak penyedia jasa asuransi.
"Nanti coba tanya ke Kepala Museum ya. Apakah asuransinya cover bangunan atau hanya koleksi saja. Yang pasti sekarang kami jaga 24 jam," kata Tinia.
Museum Bahari dilalap api kemarin tepatnya pukul 08.55 wib. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta akhirnya mampu memadamkan api yang di Blok C lantai 2 pada pukul 11.00 WIB.