Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berbenah diri untuk menyiapkan Ibu Kota sebagai destinasi wisata halal yang targetnya bisa menarik sebanyak 1 juta pengunjung pada lima tahun ke depan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang menyiapkan dirinya dalam menangkap peluang bisnis dari wisata halal yang sedang tren di dunia pada saat ini. Pemprov DKI menargetkan pada 2020 nanti Jakarta dapat mengubah dirinya menjadi salah satu destinasi wisata halal di Tanah Air.
"Kita ingin Jakarta bisa masuk nominasi mulai tahun depan dan pada 2020 mudah-mudahan sudah bisa memuncaki salah satu kategori destinasi halal," kata Sandi, Rabu (7/3/2018).
Menurutnya, destinasi halal tersebut bisa tumbuh dari produk-produk unggulan yang ada DKI Jakarta seperti kuliner, fesyen, penginapan, tempat beribadah, dan lain-lain. Pemprov DKI menyiapkan berbagai tempat khusus seperti Kota Tua dan Kepulauan Seribu sebagai salah satu destinasi utama wisata tersebut.
Selain itu, wilayah selatan yang diwakili oleh Setu Babakan akan menyinkronkan kebudayaan Betawi dengan wisata halal. Adapun caranya, yakni berdagang kuliner dan fesyen khas Betawi namun dengan menerapkan nilai-nilai halal di dalamnya.
Dia mengungkapkan Pemprov DKI sudah menyiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang wisata halal ini, namun Pergub tersebut masih dalam tahap revisi dan akan siap dalam waktu dekat.
Baca Juga
Dalam Pergub tersebut nanti akan diatur mengenai tempat strategis diterapkannya wisata halal, insentif yang diberikan, sumber daya manusia (SDM), dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab terkait program ini.
"Pergub mengatur itu sehingga kita lebih komprehensif untuk menggarap destinasi wisata halal," ungkapnya.
Selain itu, yang menjadi perhatian pemerintah saat ini tidak hanya bagaimana cara menyiapkan beberapa tempat menjadi destinasi wisata saja.
Namun juga mempersiapkan SDM yang berkompeten untuk mengelola wisata halal, hal ini penting karena saat ini tenaga terampil di sektor pariwisata masih minim.
Dia menambahkan salah satu yang bisa dilakukan, yakni menggenjot peran dari Sekolah Menengah Kejuruan, Perguruan Tinggi, dan balai pelatihan sebagai inkubator terciptanya para pekerja terampil di sektor pariwisata.
"Jadi kita tidak harus mengimpor tenaga kerja asing untuk pariwisata halal ini, begitu booming kita sudah siapkan SDM," ujarnya.