Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghindari polemik dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terkait penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (Delta).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyampaikan bahwa pemberitaan terkait Delta dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan yang memproduksi minuman berjenis bir tersebut.
Nilai saham Delta saat ini semakin meningkat setelah Pemprov DKI menyatakan niat untuk menjual sahamnya di perusahaan tersebut.
Respons positif dari pasar modal dan investor ini mengingat jumlah deviden yang diberikan Delta kepada Pemprov DKI mencapai hingga Rp40 miliar per tahun. Oleh karena itu, Pemprov DKI akan lebih hati-hati dalam berbicara dan bertindak terkait Delta.
"Kami akan sangat hati-hati, pernyataan-pernyataan ini akan dibaca pasar. [Interpretasi pasar] takutnya negatif," kata Sandi, Rabu (11/7/2018).
Sandi menyarankan agar DPRD tidak menciptakan polemik terkait penjualan Delta secara terbuka. Hal ini bisa berakibat negatif terhadap nilai saham Delta.
"Kalau harga saham turun, yang rugi siapa, yang rugi juga Warga Jakarta karena ini milik rakyat Jakarta," ungkapnya.
Keberatan
Seperti diketahui, beberapa anggota DPRD secara terang-terangan menyampaikan keberatan terhadap penjualan Delta. Adapun salah satunya, yakni Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang menilai penjualan saham ini dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) Ibu Kota.
Lebih lanjut, dia menjelaskan akan memanfaatkan dana penjualan saham milik Pemprov DKI di Delta tersebut untuk pembangunan yang dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.
Program Pemprov DKI ini seperti penciptaan lapangan pekerjaan, stabilitas pasokan dan harga bahan pokok, biaya pembangunan fasilitas transportasi, perumahan terjangkau, serta sebagainya.
"Pak Prasetyo tentunya sebagai Ketua DPRD pandangannya perlu kita dengar dengan baik-baik dan berikan penjelasan. Saya sudah waktu itu memberikan penjelasan dan akan terus memberikan penjelasan," kata Sandiaga.
Pertama, penjualan saham ini tidak akan menghentikan perusahaan untuk memproduksi bir. Bahkan, memberikan peluang bagi Delta untuk melakukan ekspansi bisnis yang lebih besar dengan modal dari investor baru.
"Pemprov DKI sudah menyatakan tidak akan menambah sahamnya dan tidak akan menambah permodalannya. sementara itu, kalau ada ekspansi mereka harus didukung oleh pemegang sahamnya. Jadi dengan kita melepaskan ini pertama-tama kita akan menciptakan lapangan pekerjaan [akibat ekspansi]," jelasnya.
Kedua, Pemprov DKI berpeluang untuk mendapatkan dana yang ditafsir sekitar Rp1 triliun dari hasil penjualan sahamnya di Delta. Jumlah tersebut bisa didapat dalam jangka waktu yang cepat dibandingkan dengan harus menunggu hingga selama 30 tahun jika dihitung dari jumlah deviden Delta kepada Pemprov per tahun.
"[Selama] 30 tahun baru bisa mendapatkan angka yang akan kita dapatkan sekarang [sekitar Rp1 triliun]. Sementara itu, [jika] Rp1,1 triliun sampai dengan Rp1,2 triliun kita deposito selama setahun kita dapat Rp50 miliar--Rp60 miliar [lebih tinggi dari deviden Delta ke Pemprov sekitar Rp40 miliar]," tambah Sandiaga.