Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PAM Jaya Targetkan Cakupan Air Bersih di Jakarta Capai 82 Persen pada 2023

Direktur Utama PAM Jaya Prayitno Bambang Hernowo mengatakan pihaknya menargetkan peningkatan persentase cakupan dari realisasi saat ini yang baru mencapai 63 persen.
PAM Jaya/Ilustrasi
PAM Jaya/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PAM Jaya melakukan percepatan perluasan cakupan pipanisasi air minum di seluruh wilayah ibu kota.

Direktur Utama PAM Jaya Prayitno Bambang Hernowo mengatakan pihaknya menargetkan peningkatan persentase cakupan dari realisasi saat ini yang baru mencapai 63 persen.

"Kami menargetkan jaringan pipa air minum dapat menjangkau hingga 82 persen untuk seluruh wilayah DKI Jakarta," katanya saat konferensi pers di Pulau Ayer, Kamis (21/11/2019).

Dia mengatakan angka tersebut sesuai dengan target yang harus dicapai oleh PAM Jaya dan dua operator swasta, yaitu PT PAM Lyonnaise Jaya dan PT Aetra Air Jakarta. Konsesi swastanisasi air minum di ibu kota memang akan berakhir pada 2023 dengan target cakupan layanan setidaknya 82 persen.

Meski jauh dari realisasi, Hernowo optimistis target tersebut dapat dicapai dalam tiga tahun. Namun, dia mengatakan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, khususnya terkait penambahan suplai air baku ke DKI Jakarta.

PAM Jaya, lanjutnya, sangat berharap proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur I. Pasalnya, jika proyek tersebut rampung, DKI Jakarta akan mendapat tambahan pasokan sebanyak 4.000 liter/detik.

"Setelah pasokan air baku bertambah, PAM Jaya akan memperluas pipanisasi ke wilayah-wilayah yang saat ini belum terlayani," imbuhnya.

Hernowo juga menargetkan tambahan air baku dari SPAM Pesanggrahan-Ciliwung sebesar 950 liter/detik dan SPAM Hutan Kota sebesar 500 liter/detik.

Dia menuturkan untuk memenuhi target cakupan seluas 82%, maka PAM Jaya harus memenuhi kapasitas hingga 22.053 liter/detik. Realisasi suplai air ke ibu kota saat ini baru mencapai 20.232 liter/detik.

Selain menambah pasokan, PAM Jaya juga harus mengurangi tingkat kebocoran air (non revenue water/NRW).

Direktur Teknis PAM Jaya Barce Simarmata mengatakan tingkat NRW di DKI Jakarta saat ini masih tinggi atau setara dengan 43,2%. Dia mengungkapkan NRW baru bisa diatasi apabila jumlah suplai air ke kota Jakarta bertambah.

"Titik kebocoran air baru bisa ketahuan apabila tekanan air bertambah. Setelah itu, kami bisa mencari titik-titik mana yang rembes [air] dan dilakukan perbaikan," ujarnya.

Dia mengatakan pengurangan NRW secara teknis dapat dilakukan dengan cara perbaikan kebocoran pipa milik Dinas Sumber Daya Air dan pipa distribusi milik PAM Jaya.

Selanjutnya, BUMD DKI tersebut harus menertibkan sambungan ilegal serta mengganti meter air yang telah rusak.

"Kami juga akan district metering area [DMA] dan mengedukasi masyarakat untuk mengganti penggunaan air tanah dengan air perpipaan," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper