Bisnis.com, JAKARTA - Tren penurunan kasus baru positif virus corona di Kota Bekasi, Jawa Barat, berlanjut. Kendati begitu, pelonggaran pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di wilayah tersebut akan bergantung pada kondisi penyebaran wabah tersebut di DKI Jakarta.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Minggu (17/5/2020). Pemerintah Kota Bekasi menyebut tren kasus positif Covid-19 di wilayah setempat mulai melandai.
Sejumlah pusat keramaian yang diprediksi tinggi angka positif dari orang tanpa gejala (OTG), justru cenderung kecil dari hasil uji secara acak. "Apa yang dikhawatirkan terjadi penambahan (dari tes massal di pusat keramaian) secara eksponensial, semakin lama terkendali," jelasnya.
Tren kurva Covid-19 mulai melandai itu terlihat dari tes massal menggunakan teknologi PCR yang dilakukan di Stasiun Bekasi hingga pasar tradisional. Di stasiun, dari 300 sampel hanya tiga orang yang dinyatakan positif. Hasil tes di 14 pasar, hanya tiga orang yang positif terpapar Covid-19.
"Yang penting adalah di titik-titik terakhir ini (pasar atau pusat keramaian) adalah disiplin," kata dia.
Jika protokol kesehatan dapat dijalankan dengan disiplin, menurut dia, bukan tidak mungkin pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Bekasi tidak lagi diperpanjang. PSBB Bekasi akan berakhir pada 26 Mei mendatang.
Baca Juga
"Yang paling penting juga adalah episentrum kita, yaitu Jakarta. Karena hampir 60 persen (penduduk Bekasi) pergerakannya ke Jakarta," kata dia.
Pemkot Bekasi berharap pemerintah DKI Jakarta terus bekerja keras dalam menekan penyebaran virus corona di wilayahnya. Belakangan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat aturan pelarangan masuk ke Jakarta jika tanpa mengantongi surat izin keluar masuk Jakarta (SIKM).
"Kalau positif bisa dikendalikan, ODP dan PDP-nya juga bisa dikendalikan," kata dia.
Data terkini jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi yaitu 280, dari semua kasus itu 193 diantaranya dinyatakan sembuh, 29 meninggal, dan 58 masih dalam perawatan medis. Adapun orang dalam pemantauan sebanyak 2320 sedangkan pasien dalam pengawasan sebanyak 930.