Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah penumpang transportasi moda raya terpadu (MRT) mengalami peningkatan pada masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta.
Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mengurangi risiko penularan Covid-19.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan jumlah penumpang mulai mengalami peningkatan sejak pemerintah menghentikan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi PSBB transisi.
Saat dikeluarkan kebijakan tersebut stasiun MRT juga turut mempersiapkan operasional secara maksimal. Perlahan jumlah penumpang naik mulai dari 13.000, 18.000 hingga terakhir sekitar 20.000 orang per hari.
“Kebijakan work form home diterapkan tapi masyarakat mulai beraktivitas dan mulai menggunakan transportasi publik,” kata William saat webinar, Rabu (1/7/2020).
Menurutnya, kondisi ini turut meningkatkan kewaspadaan para petugas. Guna mengurangi risiko penularan di dalam MRT, perusahaan berupaya memastikan seluruh indikator kesehatan dapat berjalan secara maksimal.
Baca Juga
Beberapa diantaranya adalah menyediakan hand sanitizer, pembersihan rutin fasilitas secara menyeluruh, pembersihan intensif rangkaian intensif ratangga hingga pemeriksaan suhu bagi penumpang.
Penumpang juga diwajibkan untuk mengenakan masker saat berada di dalam kereta. Adapun, bagi penumpang yang berdiri wajib berdiri ke arah lajunya kereta dan berjarak 1 meter dengan penumpang lainnya.
Sebelumnya, saat pandemi meluas dan pembatasan dilakukan di DKI Jakarta, MRT mengalami penurunan penumpang secara tajam. William mengakui tiap harinya penumpang hanya berkisar di angka 4.000 - 5.000 orang per hari.