Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pedagang di Pasar Kalideres, Jakarta Barat menerima jaminan ratusan Kartu Jaminan Pintar (KJP) dari orang tua murid yang membutuhkan dana segar.
Di Pasar Kalideres, Tanti Andriani berjualan seragam sekolah. Alih-alih datang untuk membeli, banyak pelanggan datang untuk meminjam uang. Pandemi virus corona (Covid-19) benar-benar membuat banyak kalangan dalam posisi BU alias butuh uang.
"Saya orangnya suka iba. Saya juga awalnya orang susah, jadi kalau ada yang minta bantu, ya ada rasa iba,” ujar Tanti seperti dikutip dari Antara, Kamis (16/7/2020).
Dia mengungkapkan, banyak orang tua murid yang menjadi langganannya dalam kondisi sulit. Mereka rela meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peminjam, lanjut Tanti menyerahkan KJP sebagai jaminan. Bahkan, ada yang hendak menggadaikan ponsel hingga Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Meurut Tanti, jaminan KJP merupakan kesepakatan antara dirinya dengan pihak peminjam. Dia enggan menerima STNK atau ponsel sebagai jaminan karena justru akan menyusahkan peminjam.
"Jadi saya lebih ke unsur kasihan ya. Apalagi sekarang kalau enggak ada jaminan kan susah juga kita minjamin soalnya enggak tahu mereka tinggal dimana," kata dia.
Baca Juga
Hingga saat ini, Tanti mengaku masih banyak orang tua murid datang untuk meminjam uang atau meminta keringanan membeli seragam sekolah. Adapun hingga saat ini, ada 219 KJP yang menjadi jaminan dari para peminjam.
Akibat tindakan memberi pinjaman dengan jaminan KJP, tanti sempat dituduh rentenir dan diperas oleh oknum polisi gadungan.Pada 4 Mei 2020, dia didatangi pihak yang mengaku dari kepolisian dan diancam akan diciduk ke Polda Metro Jaya.
Tanti dibawah berkeliling menggunakan mobil dan dimintai uang Rp50 juta sebagai jaminan agar tidak dipenjara. Tanti menyerahkan uang Rp6 juta kepada pelaku setelah terjadi kesepakatan. Sepuluh hari kemudian, dia melaporkan kasus yang dialaminya ke Polsek Kalideres Jakarta Barat.
"Malam itu istri saya dibawa, kata pelaku dibawa ke Polda, saya cari ke Polda, Polres sampai Polsek tapi enggak ada. Ternyata memang dia enggak dibawa ke Polda, tapi muter-muter di Grogol, orang dia (pelaku) penipu," ujar suami Tanti, Usman menimpali.