Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memperpanjang fase pertama transisi PSBB DKI Jakarta.
Ada tiga alasan yang membuat Anies memutuskan memperpanjang kembali masa fase pertama transisi PSBB DKI Jakarta.
"Secara total sampai dengan 15 Juli ini DKI sudah tes PCR 299.439 orang. Saya garisbawahi ini orang, bukan spesimen," ujar Anies.
Disebutkan Anies, jumlah testing terus meningkat karena kolaborasi lab seluruh jakarta.
"Namun jika jumlah tes membaik masalahnya pada positvety rate harus di atas 1000 testing per 1 juta penduduk, idealnya di bawah lima persen positivy rate," ujar Anies, Kamis (16/7/2020).
Ditambahkan Anies dalam lima minggu terakhir, positive rate mingguan DKI sebesara 4,4 persen, 3,1 persen, 3,7 persen, 4,8 persen.
Baca Juga
"Selama 5 minggu kita berada di zona aman, tetapi di pekan terakhir ini, positive rate kita meingkat menjadi 5,9 persen selama satu minggu terakhir. Ini artinya kita harus waspada," ujar Anies sambil menambahkan angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional sebesar 12 persen
Namun, lanjut Anies, dalam seminggu terakhir ada kenaikan untuk tempat tidur di rumah sakit rujukan, dari 34 persen menjadi 54 persen. Terjadi kenaikan 11 persen/
Sementara itu dari ICU ada penurunan 3,1 persen, pekan ini turun menjadi 25 persen.
Dengan kondisi tersebut, Anies menjelaskan bahwa jumlah pasien dengan gejla berat menurun. Tapi untuk pasien dengan gejala sedang dan ringan ada peningkatan.
Disebutkan Anies hal itu terjadi karena tim puskemaskan melakukan penelusuran aktif di tengah masyarakat. "Sehingga mungkin mereka yang OTG menjadi ditemukan mengidap Covid. Oleh karena itu mereka harus isolasi atau bila memiliki risiko, mereka harus dirawat," papar Anies.
Data berikutnya, Anies menyebut soal Rt atau reproduction number virus Corona.
"Ada peningkatan, selama ini kita di bawah satu, dengan angka di kisaran satu artinya wabah ini stabil, tidak mengalam kenaikan atau penurunan," ujar Anies.
Tadinya, diharapkan angka Rt itu mengecil, namun yang terjadi malah sebaliknya.
"Sekarnag kita di atas satu, 1,15. Ada pergerakan percepatan penularan, kita harus esktra waspada," ujar Anies.
Dari tiga hal itu, yakni positive rate, jumlah pasien, dan tingkat reproduksi virus, Anies menilai akan sangat berisiko melonggarkan fase transisi pertama untuk masuk ke fase kedua.
"Oleh karena itu kami memutuskan untuk kembali memperpanjang fase satu sampai dua pekan ke depan sebelum kita bisa beralih ke fase kedua," ujar Anies.
Seperti diketahuinya, mestinya fase pertama berakhir pada 2 Juli 2020, namun diperpanjang hingga 16 Juli 2020. Hari ini, Anies memutuskan untuk kembali memperpanjang fase pertama transisi PSBB Jakata hingga dua pekan mendatang.