Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 150 personel gabungan melakukan penyekatan di lokasi perbatasan Jakarta Timur untuk mengantisipasi pergerakan tiga kelompok massa yang akan masuk ke wilayah DKI Jakarta. Salah satunya adalah, massa yang bakal melakukan aksi demo 1812 di Istana Negara, Jakarta Pusat.
"Sasaran pertama adalah kelompok organisasi masyarakat yang bertujuan menggelar unjuk rasa ke Jakarta," kata Kapolsek Cakung Kompol Satria Darma di Jakarta, Jumat (18/12/2020).
Menurut Satria aksi unjuk rasa yang melibatkan ormas berkaitan dengan agenda 1812 terkait pengusutan tuntas penembakan enam pengikut Rizieq Shihab serta tuntutan membebaskan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Kelompok berikutnya adalah Anarko yang identik dengan kaum remaja atau pelajar. Mereka biasanya dikerahkan koordinator tertentu untuk memicu kericuhan demonstrasi.
"Kelompok Anarko ini adalah adik-adik kita yang biasanya ikut-ikutan aksi ke Jakarta. Kita antisipasi juga," ujarnya.
Kelompok terakhir adalah terkait peraturan Gubernur DKI Jakarta tentang izin keluar-masuk Jakarta wajib memperlihatkan keterangan bebas Covid-19.
"Sasaran ini adalah masyarakat umum yang bertujuan keluar-masuk Jakarta wajib menunjukkan keterangan medis surat rapid test atau swab test. Kalau sudah kedaluwarsa atau tidak bawa, kita arahkan putar balik," jelasnya.
Sebanyak 150 personel melakukan penyekatan di kawasan perbatasan Jalan Raya Bekasi, Cakung, tepatnya di dekat gerbang Elang Bondol.
Gerbang Elang Bondol berbatasan dengan wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, yang padat lalu lintas pengendara.
"Personel yang bertugas terdiri atas TNI, Polri, Satpol PP, dan Dishub. Kita 'standby' sampai malam nanti," ujar Satria.
Seperti diberitakan sebelumnya, massa dari Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK NKRI) akan menggelar Aksi 1812 di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Jumat (18/12/2020) siang.
Mereka menuntut, pimpinan FPI Rizieq Shihab dibebaskan. Massa juga bakal menuntut pengungkapan kasus penembakan enam laskar FPI.
Baca Juga
"Siapapun eksekutor dan aktor intelektual dari pembunuhan enam suhada, harus diungkap sampai tuntas dan terbuka untuk rakyat Indonsesia," ujar Ketua Umum Persaudaraan Alumni atau PA 212, Slamet Maarif dalam video yang diunggah oleh akun Youtube Front TV, pada Kamis (17/12/2020).
Slamet mengajak massa yang ikut aksi 1812 untuk tetap menjaga protokol kesehatan demi pencegahan penyebaran Covid-19 seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.
Sementara itu, pihak Kepolisian menyatakan tidak memberi izin keramaian atau aksi 1812 tersebut.