Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

74 KK Masih Bertahan di Sekitar Proyek Jakarta International Stadium

Jakpro menegaskan tidak melakukan tindakan kekerasan untuk memindahkan warga yang masih bermukim di sekitar Jakarta International Stadium.
Refleksi proyek pembangunan 'Jakarta International Stadium' atau Stadion Bersih, Manusiawi dan Wibawa (BMW) di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Saat ini pembangunan proyek Stadion BMW yang akan memiliki kapasitas 80 ribu penonton tersebut telah mencapai tahap pekerjaan struktur bagian bawah dan struktur atas dengan persentase 19,6 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Refleksi proyek pembangunan 'Jakarta International Stadium' atau Stadion Bersih, Manusiawi dan Wibawa (BMW) di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Saat ini pembangunan proyek Stadion BMW yang akan memiliki kapasitas 80 ribu penonton tersebut telah mencapai tahap pekerjaan struktur bagian bawah dan struktur atas dengan persentase 19,6 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) berupaya mengajak secara persuasif terhadap warga yang masih bertahan di sekitar Stadion Internasional Jakarta (Jakarta International Stadium/JIS) agar mau mengikuti program pemukiman kembali.

Corporate Communication Manager PT Jakpro Melisa Sjach mengatakan, tidak ada cara-cara kekerasan yang digunakan dalam proses dialog dengan 74 Kepala Keluarga (KK) yang belum berpindah, misalnya penggunaan buldoser.

"Tidak, kami tidak akan menggunakan dan memilih cara pemaksaan. Tidak ada kekerasan jug. Kami bantu solusinya bekerja sama juga dengan kewilayahan setempat. Sampai hari ini proses dialog masih terus berjalan dan komunikasi yang baik ini yang terus kami upayakan," ujar Melisa di Jakarta, Selasa (27/4/2021).

Dijelaskan, 74 KK itu terdiri dari 41 KK yang sudah menandatangani berita acara serah terima (BAST), namun kemudian belum pindah hingga saat ini, dan 33 KK yang belum menandatangani BAST karena alasan tertentu.

Menurut Melisa, permukiman warga itu harus dikosongkan untuk aspek keselamatan, selagi proses pengangkatan rangka atap yang beratnya kurang lebih mencapai 4.000 ton akan dilakukan.

"Ada tahapan kunci pada proses pembangunan yang harus kami kejar dalam waktu dekat ini, makanya kami berupaya dengan sungguh-sungguh," ujarnya.

Sebanyak 41 KK yang permukimannya saat ini dinilai terlalu dekat, dan cenderung berhimpitan dengan proyek JIS, sehingga demi meminimalisasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka memberikan pemahaman kepada 41 KK itu penting.

Agar mereka berkenan untuk segera bermukim di tempat yang dirasa lebih baik dan aman.

"Kami hanya ingin menyukseskan 'key milestones' pembangunan yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Itulah arah sebenarnya yang kami ingin tuju lebih dahulu," kata Melisa.

Ia pun optimistis deviasi target pembangunan yang mencapai kelambatan hampir lima persen saat ini bisa segera terkejar apabila pihak-pihak terkait bisa bekerja sama dengan Jakpro dalam pemukiman kembali warga yang terkena dampak proyek JIS.

"Besar harapan kami kepada warga untuk mau bekerja sama dengan kami dan kita akan maksimalkan mencari solusi terbaik bersama warga agar semua bisa berjalan simultan. Jika warga berkenan pindah, fokus pekerjaan proyek saat ini juga bisa terlaksana," tambahnya.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper