Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) fasilitas layanan kesehatan di Ibu Kota telah mencapai 78 persen per Rabu (16/6/2021).
Ariza menuturkan lonjakan keterpakaian tempat tidur di Jakarta naik signifikan yaitu mencapai 50 persen dalam satu pekan terakhir.
“Memang terjadi peningkatan pelonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Data per 15 Juni, tempat tidur yang kita miiiki 7.861 sudah terpakai 6.117, artinya sudah mencapai 78 persen,” kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (16/6/2021).
Di sisi lain, keterpakaian tempat tidur di ruang ICU telah menyentuh di angka 73 persen. Saat ini, tempat tidur yang telah terpakai sebanyak 824 dari total kapasitas yang tersedia 1.127.
“Ini terjadi peningkatan luar biasa, hampir 50 persen dalam seminggu terakhir ya. Untuk itu kami minta seluruh masyarakat waspada. Kami minta tetap berada di rumah,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti menuturkan kurva pandemi Covid-19 di Ibu Kota menunjukkan tren yang mengkhawatirkan lantaran adanya peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 pasca libur lebaran tahun ini.
Berdasarkan data Dinkes DKI, pada tanggal 31 Mei 2021 atau tepatnya saat perpanjangan PPKM Mikro sebelumnya, kasus aktif di DKI Jakarta sudah menyentuh di angka 10.658 dengan positivity rate 7,6 persen dari hasil tes PCR.
“Selama dua minggu ini, kenaikannya konstan dan cenderung mengalami lonjakan hingga per 14 Juni 2021 kasus aktif di Jakarta mencapai angka 19.096 atau naik 9.000-an kasus,” kata Widyastuti melalui keterangan resmi, Selasa (15/6/2021).
Malahan, beberapa waktu belakangan ini pertambahan kasus harian mencapai 2.000, 2.300 hingga 2.700 dengan kenaikan positivity rate menyentuh di angka 17,9 persen.
Di sisi lain, Widyastuti menuturkan, pihaknya turut menyoroti ihwal keberadaan varian baru mutasi virus Sars-Cov-2, yakni varian yang berasal dari luar negeri, di mana transmisi virus ini sudah ada di Jakarta.
Widyastuti memaparkan, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta.
“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” paparnya.