Bisnis.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengkritisi kontrak Formula E Jakarta yang terikat untuk penyelenggaraan 5 kali berturut-turut selama 5 tahun.
Hal tersebut dinilai tidak mudah, jika melihat penyelenggaran yang sudah dijalankan di ajang tersebut.
Adapun, sejak awal Formula E diselenggarakan pada 2014 di 24 kota penyelenggara, hanya 2 kota yang berhasil menyelenggarakan ajang tersebut selama 5 kali berturut-turut, yakni Berlin dan Mexico City.
“Kontrak 5 tahun untuk 5 kali penyelenggaraan Formula E Jakarta ini problematik, tidak hanya membebani pemerintahan gubernur selanjutnya, tapi faktanya banyak negara yang cabut kontrak sebelum 5 tahun karena merugi,” ujar anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Untayana melalui siaran pers, Rabu (8/9/2021)
Dia mencontohkan, terdapat 3 kota yang mengakhiri kontrak Formula E setelah 1 kali penyelenggaraan, yakni Miami, Amerika Serikat; Moscow, Rusia; dan Montreal, Kanada.
Kota Miami menjadi penyelenggara Formula E tahun 2015 memutuskan untuk mengakhiri kontrak setelah mendapatkan protes bahwa jalur Formula E dibangun di atas daerah konservasi lahan basah.
Baca Juga
Pada tahun yang sama, Moscow juga mengakhiri kontrak karena masalah perizinan bagi penggunaan jalan, serta logistik.
Terakhir, kota Montreal mengakhiri kontrak Formula E 2017 karena pemborosan APBD kota, sejumlah UMKM lokal yang terlibat juga mengaku rugi karena jumlah penonton yang jauh dibawah prediksi.
“Permasalahan ini juga dialami Jakarta dan ingat ini kondisi sebelum pandemi Covid-19 jadi sulit membayangkan Formula E dapat dijalankan 5 kali berturut-turut,” jelasnya
Dia menambahkan, sejak awal wacana Formula E bergulir, Gubernur Anies mengklaim bahwa ajang ini akan mendatangkan keuntungan finansial yang besar bagi Jakarta dan akan diadakan selama 5 tahun.
Sejauh ini, revisi studi kelayakan Formula E belum disampaikan Pemprov DKI dan Jakpro. Revisi studi kelayakan Formula E merupakan rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 2019.