Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pedagang Pasar Tanah Abang Belum Rasakan 'Berkah' Ramadan

Penurunan jumlah pengunjung karena puasa mulai kembali dirasakan oleh para pedagang Pasar Tanah Abang.
Situasi di salah satu kios di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/4/2022)./Szalma Fatimarahma
Situasi di salah satu kios di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/4/2022)./Szalma Fatimarahma

Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi dan puasa menjadi salah satu tantangan bagi pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kendati sudah ada relaksasi, namun pengunjung di pasar tekstil terbesar di seantero negeri tersebut belum banyak membantu.

Dewi salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang mengaku bahwa penurunan jumlah pengunjung karena puasa mulai kembali dirasakan oleh para pedagang. 

“Bulan lalu sudah mulai kembali untung, tapi semenjak puasa malah turun lagi. Sehari cuma dapet Rp7 juta,” ucap Sari, Rabu (6/4/22). 

Berdasarkan pantauan Bisnis di Blok B, Pasar Tanah Abang, 10.15 WIB, jumlah pengunjung hanya terbilang ramai di beberapa area, seperti area pakaian anak, muslim dan wanita. 

Hal tersebut juga sesuai dengan penuturan Richard, salah satu pedagang di area lainnya. “Ramainya cuma di beberapa area aja, kalo jualan kayak saya [penjual pakaian batik dan kebaya] sih belum terlalu terasa perubahannya. Masih sepi,” ujar Richard.

Menurunnya jumlah pengunjung juga disebabkan oleh ibadah puasa yang sedang dijalankan oleh mayoritas masyarakat di Indonesia. 

“Lagi puasa, takut ramai dan capek. Tapi ya disini murah, jadi saya juga gak tekor kalo belanja disini,” ujar Sri, salah satu pengunjung di Blok B, Pasar Tanah Abang. 

Jakarta Mulai Normal

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa sebenarnya kondisi Jakarta mulai berangsur normal. Salah satu indikator utama yang menyebabkan kembali macetnya jalanan di Jakarta.

"Mulai macet karena memang sudah mulai normal kembali. Sejak 2 tahun pandemi kita sudah ada pelonggaran-pelonggaran dalam melakukan aktivitas," kata Riza kepada wartawan di DPRD DKI Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Beberapa hal seperti penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan kapasitas 100 persen, kegiatan di sektor perkantoran, dan pusat perbelanjaan dinilai ikut berkontribusi atas kemacetan yang kembali terjadi.

Bulan lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat pamer soal turunnya peringkat Ibu Kota DKI Jakarta dalam hal kemacetan. Sebelumnya, Anies juga memamerkan mengenai capaian itu di Instagram pribadinya.

\"Bayangkan, dari peringkat empat, dalam waktu 5 tahun turun dari posisi keempat kota termacet di dunia. Sekarang kita posisi 46 di dunia,” kata Anies

Namun, berkurangnya mobilitas warga akibat pandemi Covid-19 dinilai menjadi faktor utama turunnya tingkat kemacetan di DKI Jakarta dari peringkat 400 menjadi 46 periode 2007-2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper